Relawan Kenang Blusukan Gibran, Warga Rela Tinggalkan Gerobak Bakso dan Kehujanan Demi Bertemu Anak Jokowi

31 Januari 2021, 10:58 WIB
Aksi blusukan Gibran di Kota Solo /Jimboeng Photography

INDOTRENDS.ID - Bukan perjalanan yang mudah bagi Gibran Rakabuming Raka untuk menempati kursi AD 1 di Pilkada Solo 2020 lalu.

Sejak tahun 2019, ia bergerak bersama teman-teman relawan untuk blusukan dan menggalang dukungan masyarakat.

Kala itu, ia belum mendapat rekomendasi dari partai PDI Perjuangan, namun tampak tidak begitu memikirkan pada siapa rekomendasi akan diturunkan oleh DPP Partai, ia terus melakukan blusukan dan menyerap aspirasi masyarakat.

Bukan Gibran Rakabuming namanya, apabila setiap ia blusukan, ia tidak membawa catatan khusus dan mendengar. Banyak PR yang harus ia selesaikan sebagai pemimpin terlebih sejak 21 Januari 2021 lalu secara resmi ia ditetapkan sebagai Wali Kota Solo Terpilih oleh KPU Surakarta.

Cerita blusukan Gibran dari teman-teman relawan yang mendampingi selama perjalanan menyerap aspirasi warga pun banyak yang viral di media sosial.

Gibran yang dikenal sebagai sosok yang dingin dan pendiam di muka publik ternyata memiliki jiwa yang lembah manah (rendah hati) dan modal sebagai pemimpin.

Dilansir dari akun fanspage Facebook relawan Gibran, 'Ora Gibran Ora', seorang relawan dengan inisial LM menceritakan pengalamannya selama mengikuti perjalanan blusukan Gibran Rakabuming ke kampung-kampung.

Masih sangat teringat di kepala, kala itu awal bulan Februari 2020 sebelum pandemi. Gibran bersama rombongan menyambangi sebuah kampung di Semanggi, Pasarkliwon. Kedatangannya disambut warga begitu gembira.

Bahkan saat Gibran keluar dari mobilnya, warga sontak bertepuk tangan riang. Rumah-rumah kecil berderet di area bantaran rel kereta api, ramai orang yang keluar rumah hanya sekedar ingin bertegur sapa dengannya.

Tampak seorang Simbah menggendong cucu yang usai mandi sore, terlihat begitu antusias bertemu Gibran, “Mas Gibran.. Mas Gibran... Ini cucu saya namanya juga Gibran,” ujar wanita sepuh itu. Gibran pun langsung menghampiri dan menanyakan siapa nama lengkap dan berapa bulan usianya.

Usai perbincangan yang penuh ramah tamah itu, Gibran pun mengabadikan foto bersama keluarga Gibran kecil. “Semoga nanti cucu saya gedenya biar kayak Nak Gibran nggih,” begitu harap Simbah.

Perjalanan blusukan kala itu cukup jauh, Gibran berjalan kaki menelusuri jalan-jalan sempit di perkampungan, menyapa orang-orang yang heboh dengan kedatangannya, dan tentu panen doa tulus dan semangat dari warga. Belum selesai perjalanan blusukan, hujan deras turun. Namun, Gibran tetap melanjutkan perjalanan. Bajunya mulai basah, namun ia terus melangkah.

Aksi blusukan Gibran di Kota Solo

Hingga sampai ia berada di sebuah gubuk kecil dan sederhana, ia masuk ke dalamnya. Ternyata ia mendapati sekelompok anak-anak yang sedang belajar sore bersama. Seorang guru yang secara sukarela mengajar mereka pun berterima kasih atas perhatian Gibran yang secara spontan memberikan bantuan buku tulis kepada anak-anak.

Hujan semakin deras mengguyur Kota Bengawan, di akhir rute blusukan Gibran masuk ke angkringan membaur bersama bapak-bapak yang berteduh. Bajunya sudah basah kuyup. Sore itu, Gibran duduk bersama warga, tanpa sekat, membicarakan hal-hal ringan sambil menyantap gorengan dan teh hangat. Herannya, kendati hujan deras, warga tetap ramai. Ingin menyertai Gibran sampai ia pulang.

Di depan tenda angkringan, seorang Ibu-ibu berpakaian kaos hitam dan celana selutut yang bajunya sudah basah tampak sibuk memotret Gibran dengan kamera ponselnya. Ia bahkan membungkus plastik kamera ponselnya agar tidak rusak, berkali-kali ia mengabadikan momen. Saya sedikit mencuri-curi pandang dan memperhatikan, bahkan hasil jepretan si Ibu banyak yang blur.

Aksi blusukan Gibran di Kadipiro, Solo Jimboeng Photo

Tiba-tiba si Ibu menarik nafas, dan melirik ke saya, “Mbak, saya baru tau Mas Gibran ke kampung ini, bakso ojekku langsung tak tinggal, Mbak. Saya lari ke sini, saya pengen ketemu. Alhamdulillah, seneeeeng, Mbak! Kalau foto sama Mas Gibran boleh ndak ya, Mbak. Selama ini Cuma liat di tv,” katanya sambil terengah-engah tampak usai kelelahan berlari.

“Saget, Bu. Mau saya bantu fotokan? Eh, tapi ojek baksonya jenengan ditinggal di kampung sebelah gak papa, Bu?” Tanya saya memastikan. “Nggak papa, Mbak. Ada temen saya yang jagain,” jelasnya. Akhirnya di sela-sela Gibran bercengkrama dengan warga, si Ibu pun berhasil mengabadikan foto bersama.

Gibran sambil menunduk mengucapkan terima kasih atas dukungan dan semangat dari beliau. Usai berfoto, Si Ibu kembali menghampiri saya, “Sudah dapet ini, Mbak. Seneeeeng pollll! Aku ngefans eh Mbak,” katanya sambil tertawa lepas dan mengacungkan jempol.

Hal-hal sederhana namun menggugah begini, sering saya temui ketika di lapangan. Saya yakin, sebelumnya mereka belum pernah bertemu Gibran secara pribadi, tapi doa dan pengharapan dari orang-orang kecil ini lah yang membesarkan anak muda bakal pemimpin kota ini, Gibran Rakabuming.

Sekali lagi saya meyakini, banyak doa yang menyertai perjalanan Gibran sore itu, di tengah guyuran hujan deras, terdapat rahmat Tuhan yang dengan mudahnya akan mengijabahi doa-doa dari orang yang tulus.

Usai tulisan tersebut diposting pada 2 Desember 2020 lalu, sudah lebih 400 ribu kali dibaca netizen. Banyak netizen dari luar Solo pun yang salut dan mendukung perjuangan Gibran di dunia politik.

Diketahui, Gibran Rakabuming akan secara resmi dilantik pada Februari 2021 mendatang.***

 

Editor: Lilis Maryati

Tags

Terkini

Terpopuler