IMBAS Perang Rusia vs Ukraina, Amerika Puyeng Bila China, Rusia, Indonesia, India Gandengan Tangan, Mengapa?

6 Maret 2022, 13:02 WIB
foto ilustrasi Kapal induk US Navy /USNI News

INDOTRENDS.ID - Imbas perang Rusia vs Ukraina, Amerika Serikat dipastikan akan pusing tujuh keliling bila Rusia, China, India plus Indonesia bergandengan tangan.

Kemungkinan itu terbuka bila di forum Dewan Keamanan PBB Indonesia merapat ke Rusia, ditambah China dan India . 

Selama ini Amerika Serikat bisa mendikte arah resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresi Rusia ke Ukraina karena dominasi AS dan sekutunya di DK PBB. 

Tapi suatu saat bila di DK PBB masuk India, China, ditambah Indonesia, matilah Amerika! 

Di era yang sudah lalu, pernah tercetus poros Moskow Rusia, Jakarta Indonesia dan Beijing China.

Poros Indonesia, Rusia dan China ini sengaja didengungkan untuk mengimbangi kekuatan Amerika Serikat alias AS beserta Sekutu saat Perang Dingin.

Jujur saja kekuatan militer AS dan Sekutu sangat besar sehingga perlu Rusia, China dan Indonesia saat Perang Dingin untuk mengimbanginya.

Perkiraan gampangnya begini, satu sampai dua armada US Navy kekuatannnya setara dengan militer Indonesia saat ini.

Itu baru kekuatan 'solo' US Navy, jikalau digabung dengan Sekutu macam Jepang hingga Inggris, perimbangan bakal sangat jomplang.

Lantas seperti apa kekuatan US Navy itu sendiri?

Koalisi China, Rusia, Indonesia dan India Ternyata Mampu Melawan Kekuatan AS dan Sekutu, disebut poros Moskow - Jakarta - Beijing. /dmitryshulgin.com

Dikutip dari navy.mil, saat ini US Navy memiliki 480 kapal perang yang operasional di seluruh penjuru dunia.

Sebagai AL Modern, konsep Blue Water Navy dipegang teguh US Navy.

Untuk mengamankan kepentingan nasional AS di luar negeri, US Navy dibekali 3.700 pesawat dimana hampir 50 persennya jet jet tempur.

Setidaknya tugas pokok dari US Navy AS ada tiga, yakni :

1. Persiapan kekuatan angkatan laut yang diperlukan untuk menjalankan perang yang efektif.

2. Pemeliharaan penerbangan angkatan laut, termasuk penerbangan angkatan laut darat, transportasi udara penting untuk operasi angkatan laut, dan semua senjata udara dan teknik udara yang terlibat dalam operasi dan kegiatan Angkatan Laut.

3. Pengembangan pesawat terbang, senjata, taktik militer, teknik, organisasi, dan peralatan tempur angkatan laut serta elemen layanan.

Ketiga tugas pokok US Navy ini sebagai acuan utama bila AS hendak menginvasi sebuah negara, contohnya Irak.

Sebagai kekuatan agressor nampaknya sah-sah saja US Navy melakukan hal demikian, beda dengan Indonesia yang menerapkan doktrin defensif.

Kemudian adal Royal Navy Inggris yang merupakan Sekutu paling dekat AS.

Dikutip dari royalnavy.mod.uk, Royal Navy yang pernah menguasai maritim dunia ini tak kalah sangar dari US Navy.

Bermotto Si Vis Pacer Para Bellum, Royal Navy selalu mencondongkan kekuatan tempurnya untuk menyambut perang.

Namun banyaknya kapal Royal Navy yang hancur lebur di Perang Dunia II membuat Inggris saat ini 'hanya' mempunyai total 76 kapal perang dimana masih ada 87 lainnya yang sedang dibuat atau menjalani upgrade.

Kemudian Royal Navy dilengkapi jet tempur F-35 Naval Version.

Tapi jangan salah, walau jumlah kapalnya terbilang sedikit, Royal Navy menutupinya dengan kecanggihan alutsista, kualitas mengalahkan kuantitas.

Dua contoh di atas menunjukkan betapa besar kekuatan AS beserta Sekutunya.

Tapi perimbangan justru ada di tangan China dan Rusia.

Apalagi China saat ini, ia mengarahkan pengembangan militrenya untuk menyaingi US Navy.

Dikutip eng.chinamil.com.cn, PLA Navy China saat ini sudah mempunyai 530 kapal perang.

600 pesawat tempur juga sudah dikantongi oleh PLA Navy.

Kapasitas industri pertahanan China juga gila.

Tercatat dalam setahun galangan kapal China mampu memproduksi 14 kapal perang sekelas fregat hingga destroyer.

Jumlah ini tak bisa disaingi oleh US Navy maupun Rusia.

Kemudian ada Rusia, dikutip dari eng.mil.ru, Moskow merupakan lawan abadi dari AS.

Voyenno-morskoi flot atau dalam bahasa Indonesianya ialah AL Rusia saat ini masih sangat diperhitungkan kapabilitasnya.

Jumlah kapal perang Rusia mencapai 350 unit yang kebanyakan tinggalan Uni Soviet di masa lalu.

Mungkin armada permukaan Rusia terlihat biasa saja, tapi kekuatan kapal selam Vladimir Putin justru paling seram saat ini.

Rusia menjadi trademark tersendiri menyoal kapal selam nuklir.

Rusia lah yang paling awal memperkenalkan kapal selam yang mampu meluncurkan rudal balistik nuklir dibanding AS.

Sementara itu dikutip IndoTrends.Id dari Zona Jakarta dari artikel berjudul Koalisi China, Rusia, Indonesia dan India Ternyata Mampu Melawan Kekuatan AS Beserta Sekutu pengamat militer Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie dalam kanal YouTube Helmy Yahya Bicara, 1 Maret 2022, menjelaskan keseimbangan kawasan itu penting.

Helmy Yahya selaku host juga mengatakan saat DK PBB bersidang menyikapi invasi Rusia ke Ukraina, ada negara yang abstain dan mendukung serangan Moskow ke Kiev.

"DK PBB di sidang mereka Rusia menolak (resolusi ke Ukraina) dan kemudian ada yang abstain, China, India, Uni Emirat Arab (UEA)," jelas Helmy.

"Paling membuat Moskow kaget ialah India (abstain), kalau China okelah semua tahu (Beijing) erat dengan Rusia," timpal Connie.

"Kalau jumlah penduduk banyak, China sama India ditambah Rusia, kalau voting Indonesia masuk waduh," jelas Helmy.

"(Indonesia masuk) waduh keren," jawab Connie.

"Itu Amerika (tahu) ada lawan nih," jelas Helmy.

"Ada lawan besar," balas Connie.

Perlu diketahui jika jumlah penduduk terbesar dunia selain AS memang ada di China, Indonesia, Rusia dan India.

*** (Beryl Santoso/Zona Jakarta)

Editor: Dian Toro

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler