Salim Said Duga SBY Awalnya Pilih Gatot Nurmantyo, Ganti Moeldoko Buat Kudeta AHY Demi Elektabilitas Demokrat

- 12 Maret 2021, 09:16 WIB
Kader dan DPC Partai Demokrat Soloraya melakukan aksi turun ke jalan Menolak KLB di jalan Adi Sucipto, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu, 10 Maret 2021. /ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/hp.
Kader dan DPC Partai Demokrat Soloraya melakukan aksi turun ke jalan Menolak KLB di jalan Adi Sucipto, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu, 10 Maret 2021. /ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/hp. /

 

INDOTRENDS.ID - Pengamat politik menduga awalnya SBY memilih Gatot Nurmantyo, lalu ganti Moeldoko untuk skenario kudeta AHY demi mengatrol elektabilitas Partai Demokrat yang dikesankan jadi korban.

Ilmuwan politik, Prof. Salim Said menyampaikan bahwa saat ini muncul dugaan kuat bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat Moeldoko hanyalah permainan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurutnya, hal tersebut dilakukan SBY guna menaikkan elektabilitas Partai Demokrat dan menarik simpati dari masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Istana Akhirnya Angkat Bicara Polemik KLB Partai Demokrat Deli Serdang, Mahfud MD Tegaskan Sikap Pemerintah

Oleh karena itu, dirinya menegaskan bahwa seluruh rakyat telah tertipu dengan permainan SBY tersebut.

Ilmuwan politik, Prof. Salim Said yang menduga KLB Demokrat adalah permainan SBY saat diundang sebagai bintang tamu di kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Kamis, 11 Maret 2021.
Ilmuwan politik, Prof. Salim Said yang menduga KLB Demokrat adalah permainan SBY saat diundang sebagai bintang tamu di kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Kamis, 11 Maret 2021. YouTube Refly Harun

"Jadi kita ini dizalimi," ujar Salim Said sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Jumat, 12 Maret 2021 dan diangkat lewat artikel Duga KLB Demokrat sebagai Permainan SBY untuk Tarik Simpati Publik, Salim Said: Kita Ini Dizalimi

Sementara itu, terkait dengan orang-orang yang mendukung KLB Demokrat tersebut.

Orang-orang ini, menurut Salim Said, berpikiran bahwa berkali-kali SBY telah mengkritik dan menyerang orang-orang yang nepotisme namun justru ia yang mengangkat anaknya sendiri untuk menggantikan perannya.

"Jadi kata orang-orang itu, 'kita tidak pernah menduga pak SBY mend.orong anaknya yang masih muda itu, tentara pangkat terakhir mayor', ketika partai-partai lain yang sudah sukses semua itu kan jenderal," ucapnya.

Baca Juga: Andi Arief Sebut SBY Akan Demo Istana, Anggap Jokowi Cueki KLB Demokrat Kudeta AHY, Ferdinand: Ini Adu Domba!

Oleh karena itu, Salim Said yakin hal tersebut juga merupakan faktor yang diperhitungkan orang-orang itu mengapa mereka kesal Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipaksakan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Dirinya juga mengaku mengenal sosok AHY saat masih menjalani Taruna Akademi Militer.

"AHY itu saya kenal sejak masih Taruna Akmil, saya pernah memberi kuliah umum dan diskusi dengan anak muda itu di Magelang, anaknya pintar dan baik," ucapnya.

"Tapi persoalannya kan ada pada orang-orang partai, senior-senior yang bekerja untuk mensukseskan Partai Demokrat untuk memenangkan pak SBY silam," sambungnya.

Salim Said pun menegaskan bahwa tidak betul jika SBY itu sepenuhnya menjadi Presiden RI hanya karena Partai Demokrat.

AHY dan SBY
AHY dan SBY Instagram.com/@agusyudhoyono

Terdapat faktor-faktor lain menurutnya yang pada waktu itu memungkinkan SBY menjadi presiden.

"Jadi tidak seluruhnya karena Partai Demokrat, formalnya adalah partai Demokrat legalnya, tapi ada sesuatu, nah ini yang penting untuk diketahui," tuturnya.

Baca Juga: DICAP Pengkhianat, Dipecat SBY dari Demokrat, Dituding Gulingkan AHY, Jhoni Allen: Justru Saya Menyelamatkan

Menjelang Pemilu 2004, Taufiq Kiemas pernah menyebut SBY sebagai 'anak kecil'.

Momen tersebut dinilainya sebagai salah satu tonggak yang mampu dimaksimalkan SBY untuk memenangi pemilu kala itu.

"Ada dicerca oleh Taufik Kiemas, disebut cengeng anak kecil sehingga orang mengatakan bahwa pak SBY itu atau pengikutnya mendramatisir tingkah laku politiknya Taufik Kiemas untuk popularitas beliau," ungkapnya.

Oleh karena itu, dengan kisruh KLB Demokrat Moeldoko ini, muncul lagi dugaan semacam itu, yakni dugaan bahwa KLB tersebut adalah permainan SBY.

"Jadi sekarang ini muncul lagi tuduhan itu, bahwa permainan ini sekarang adalah usaha untuk menarik simpati dengan mengatakan liat tuh Moeldoko penguasa di sekitar presiden menganiaya Partai Demokrat, ada dugaan seperti itu," tuturnya.

Lebih lanjut, Salim Said pun membahas soal keterangan Jenderal Gatot Nurmantyo yang sempat ditawari untuk mengkudeta Partai Demokrat.

"Ada satu hal menarik, keterangan wawancara dengan Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa dia yang dihubungi untuk mengkudeta Partai Demokrat.

 awalnya dia, jadi Gatot menolak, dia gak mau, ada alasan moralnya dan alasannya bagus," ucapnya.

Kemudian ternyata, lanjut Salim Said, muncul Moeldoko.

Baca Juga: Efek Isu Kudeta AHY di Demokrat, Elektablitas Partai Malah Meningkat, Sedangkan PDI P Jadi Menurun

oleh karena itu Salim Said menduga bahwa orang-orang tersebut mencari figur lain usai Gatot menolak.

"Jadi dugaan saya yang mula-mula didekati itu Gatot lalu menolak, mereka kemudian mencari figur lain, dapat Pak Moeldoko, nah ini yang harus kita jelaskan," ungkapnya.

Salim Said menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena orang-orang ini yakin bahwa yang melakukan tindakan kudeta pertama adalah SBY terhadap orang-orang lama Demokrat dengan menjadikan anaknya sebagai ketua partai.

"Kalau kita tahu sejarahnya, ini kan tidak istimewa, anak ketua partai, pendiri partai menjadi ketua partai menggantikan dirinya," tutupnya.***

Editor: Dian Toro

Sumber: PR Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah