TERJAWAB! Alasan Pemerintah Tak Mencetak Uang Sebanyak-banyaknya di Situasi Sulit Pandemi, Ini Risikonya

- 18 Juli 2021, 20:48 WIB
Terjawab! Mengapa pemerintah tak mencetak uang sebanyak-banyaknya saja dalam situasi sulit pandemi Covid-19 seperti sekarang?
Terjawab! Mengapa pemerintah tak mencetak uang sebanyak-banyaknya saja dalam situasi sulit pandemi Covid-19 seperti sekarang? /Pixabay

INDOTRENDS.ID - Terjawab! Mengapa pemerintah tak mencetak uang sebanyak-banyaknya saja dalam situasi sulit pandemi Covid-19 seperti sekarang?

Bukankah dengan Bank Indonesia mencetak duit sebanyak-banyaknya, semua persoalan ekonomi bangsa bisa teratasi?

Ternyata tidak semudah itu logikanya. Ini alasan sesungguhnya mengapa langkah mencetak uang berlimpah tidak dilakukan.

Sudah menjadi rahasia umum di masyarakat Indonesia bahwa negara memiliki utang internasional yang tidak sedikit jumlahnya.

Selain itu, masih banyak juga masyarakat Indonesia berada di garis kemiskinan.

Menurut Bank Dunia pada tahun 2015, sekitar 100 juta jiwa penduduk Indonesia hanya memiliki penghasilan Rp330 ribu per bulan.

Baca Juga: GAJI Kurang Rp 5 Juta, artinya Berhak Dapat BLT BPJS, Cek di kemnaker.go.id atau sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

Lantas mungkin pernah terbesit dalam benak, kenapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya?

Jika memiliki uang banyak, negara bisa saja melunasi hutang dan menyejahterakan rakyat.

Namun, mencetak uang sebanyak-banyaknya bukan keputusan yang bijak dan baik.

Kenapa bisa begitu?

Ini jawabannya, mengapa negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya, dikutip IndoTrends.ID dari Portal Jember dalam artikel Kenapa Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak-Banyaknya? Ini Jawabannya, yang melansir dari salah satu video yang diunggah di kanal YouTube Kok Bisa? pada 20 Januari 2016.

Baca Juga: KAMU TERMASUK? Daftar Karyawan Berhak Dapat Subsidi Gaji, Login Akun kemnaker.go.id untuk Cek Penerima BSU

Negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya karena hal itu bisa mengakibatkan kenaikan harga barang.

Hal ini menunjukkan penurunan nilai mata uang itu sendiri atau yang biasa disebut dengan inflasi.

Negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya karena hal itu bisa mengakibatkan kenaikan harga barang.  Hal ini menunjukkan penurunan nilai mata uang itu sendiri atau yang biasa disebut dengan inflasi.
Negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya karena hal itu bisa mengakibatkan kenaikan harga barang. Hal ini menunjukkan penurunan nilai mata uang itu sendiri atau yang biasa disebut dengan inflasi. PIXABAY

Dalam sebuah pasar, banyaknya jumlah uang yang beredar dan jumlah barang yang dibutuhkan haruslah seimbang.

Jika pemerintah mencetak banyak uang, masyarakat juga akan semakin memiliki banyak uang. Hal itu membuat daya beli masyarakat tinggi.

Jika daya beli tinggi dan tidak diimbangi dengan jumlah barang di pasar, maka akan menjadikan kelangkaan barang.

Baca Juga: BELUM TERLAMBAT! Cara Daftar Bantuan PPKM Darurat, Bantuan Sosial Tunai Rp 600 Ribu, Lumayan Kan? Ini Caranya

Semakin langka barang, maka harganya juga semakin murah. Hal ini justru akan mengecilkan nilai tukar uang.

Banyak kasus inflasi parah di berbagai negara karena mencetak uang terlalu banyak, salah satunya Jerman usai kalah dari Perang Dunia I.

Ada juga Zimbabwe, dimana hanya membeli telur harus mengeluarkan miliaran dolar Zimbabwe.

Itu tadi alasan negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya. Semoga bermanfaat.*** (Dwi Siti Nur Hayati/Portal Jember)

Editor: Arumi Razeta

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x