Sejumlah ulama menuturkan, ada 4 penguat bahwa setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan, yakni:
1. Allah SWT membuka ayat ini dengan إِنَّ (inna) yang artinya ‘sesungguhnya’ yang memberikan faidah perkenaan bagi kalimat setelahnya.
2. Allah SWT mengulangi kalimat tersebut yang maksudnya untuk penekanan.
3. Allah SWT menyebutkan الْعُسْرِ (al-usri) dalam bentuk ma’rifah yang di awali dengan alif lam. Alif lam falam lafaz tersebut merupakan alif lam al-‘ahdiyah, sehingga الْعُسْرِ (al-usri) yang kedua adalah الْعُسْرِ (al-usri) yang disebutkan kembali.
Sementara lafaz يُسْرًا (yusrā) yang disebutkan dalam bentuk nakirah berakhiran tanwin, sehingga يُسْرًا yang kedua berbeda dengan يُسْرًا yang pertama. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa, ayat kesulitan disebutkan sebanyak satu kali. Sedangkan kemudahan disebutkan sebanyak dua kali.
4. Allah SWT menggunakan lafaz مَعَ (ma'al) yang memiliki makna ‘bersama’. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang bertakwa kepada Allah, niscaya kemudahan akan beriringan dengan kesulitan-kesulitan yang ia hadapi.
***