RESMI! Tes PCR Diganti Swab Antigen, Tes Cepat Buat Deteksi Covid-19 atau Virus Corona, Prioritas Jawa - Bali

11 Februari 2021, 08:01 WIB
Petugas dari Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Polresta Bandung serta Satgas Covid-19 Kabupaten Bandung melakukan tes cepat antigen kepada salah seorang warga pesepeda saat pelaksanaan penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Simpang Dago Bengkok, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu 7 Februari 2021. /Polresta Bandung/

 

INDOTRENDS.ID - Resmi berlaku! Akhirnya tes PCR diganti swab antigen, tes cepat deteksi Covid-19 atau virus corona, Jawa dan Bali jadi prioritas.

Pandemi virus corona atau Covid-19 hingga kini masih melanda Indonesia.

Virus yang mulai mewabah di Tanah Air tersebut pada Maret 2020 silam, hingga kini terus meluas ke berbagai daerah.

Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya menekan penyebaran virus mematikan tersebut.

Pemerintah juga terus menggalakan tes massal guna mendeteksi kasus Covid-19 di Tanah Air.

Pemerintah resmi menggunakan tes cepat antigen sebagai alat diagnosis untuk mengkonfirmasi kasus Covid-19, selain tes Real Time PCR (RT-PCR).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan kebijakan ini diberlakukan sebagai upaya untuk mendeteksi secara cepat kasus-kasus positif di tengah masyarakat.

"Ini artinya hasilnya (tes cepat antigen red.) sama dengan pemeriksaan RT-PCR dan akan dilaporkan sebagai kasus konfirmasi," kata Nadia seperti dikutip IndoTrends.id dari Pikiran-Rakyat.com  yang melansir Anadolu Agency.

Indonesia selama ini bergantung pada tes PCR untuk mengkonfirmasi dan mencatat kasus positif, sementara tidak seluruh daerah memiliki laboratorium PCR dan sebarannya pun tidak merata.

Akibatnya, terdapat daerah yang harus mengirimkan sampel spesimen ke laboratorium PCR yang paling dekat sehingga hasilnya baru diketahui dalam kurun 3-10 hari.

Sedangkan tes antigen hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk mengetahui hasilnya.

Nadia menuturkan terdapat 2 juta alat tes rapid antigen yang telah tersebar di 34 provinsi dan akan dimanfaatkan untuk mengetes kontak erat dan suspect di puskesmas.

Kebijakan ini sejalan dengan target pemerintah untuk memperkuat telusur kontak dan mengisolasi pasien positif sedini mungkin.

Perangkat Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung sejak Selasa 9 Februari 2021 menjalani diswab test PCR di Aula Desa Cinunuk, yang dilakukan Puskesmas Cinunuk.   

Pemerintah menargetkan untuk bisa melacak 20-30 orang dari satu kasus positif yang ditemukan, dengan melibatkan anggota TNI-Polri sebagai tracer.

Sebanyak 98 kabupaten dan kota di Jawa dan Bali yang sedang menjalankan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro karena memiliki potensi penularan tinggi akan menjadi prioritas dalam kebijakan ini.

"Dengan ini diharapkan dengan akselerasi ini kita bisa mendapatkan kasus-kasus positif tanpa gejala, segera kita tangani dengan isolasi mandiri sehingga memutus rantai penularan," ujar Nadia.

Meski demikian, tes cepat antigen memiliki potensi 'false negative' yang perlu diantisipasi.

Hal ini lantaran hasilnya tidak seakurat tes RT-PCR.

Nadia mengatakan setiap hasil negatif dari tes antigen, apalagi pada orang yang memiliki gejala maupun memiliki kontak erat dengan pasien positif, harus dites ulang dalam kurun kurang dari 48 jam.

Cara lainnya dengan mengambil sampel spesimen untuk dikonfirmasi lebih lanjut dengan tes RT-PCR.

Dengan kebijakan ini, Nadia mengatakan kasus konfirmasi Covid-19 diprediksi akan melonjak khususnya pada kasus bergejala ringan dan tanpa gejala yang cukup menjalani isolasi mandiri.

Namun, pemerintah akan tetap mengantisipasi kesiapan fasilitas kesehatan dengan menambah kapasitas ruang isolasi dan ICU di rumah sakit.***

 

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler