PENJELASAN LENGKAP Apa Itu Stunting Menurut Kemenkes, Bagaimana Tanda, Penyebab dan Cara Mencegah ke Anak Kita

14 Juli 2021, 16:23 WIB
Stunting itu apa sih? Ini penjelasan lengkap stunting menurut Kementerian Kesehatan atau Kemenkes. /Kemenkes/

INDOTRENDS.ID - Stunting itu apa sih? Ini penjelasan lengkap stunting menurut Kementerian Kesehatan atau Kemenkes.

Kenali gejala stunting atau kondisi gizi buruk pada anak yang membuatnya sangat lambat bertumbuh.

Perhatikan apa saja tanda-tanda stunting, penyebab dan cara pencegahannya.

Mengenal apa itu stunting? Stunting adalah suatu kondisi kurang gizi kronis.

Salah satu tandanya adalah tubuh pendek pada anak usia balita atau di bawah usia 5 tahun.

Baca Juga: Percepat Tangani Covid-19, Sea Group, Shopee, Garena Sumbang 1.000 Tabung Oksigen & 1 Juta Vaksin ke Kemenkes

Jika anak mengalami stunting, kondisi tersebut akan terlihat saat usia anak menginjak 2 tahun.

Lantas apa penyebab hingga cara orang tua untuk mengantisipasi seorang anak supaya terhindar stunting?

Sebelum mengulas penyebab, ciri-ciri, dan cara antisipasi, lebih baik mengenal terlebih dulu apa itu stunting.

Seorang anak yang mengalami stunting jika tinggi badan dan panjang tubuh tercatat minus 2 dari standar kesehatan.

Baca Juga: 4 Makanan Wajib Dihindari Sebelum dan Sesudah Vaksin, dr. Christopher Andrian: Yang Berpengawet Turunkan Imun

Standar ini disebut Multicenter Growth Reference Study (GRS).

Dalam Bahasa Indonesia, GRS yakni standar deviasi median standar pertumbuhan anak berdasarkan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Nah, di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan, stunting adalah anak balita dengan nilai z-skor kurang dari -2SD (standar deviasi (stuned) serta kurang dari -3SD (severely stuned).

Menukil dari laman Kemenkes RI, pada tahun 2016 angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,5 persen.

Ini berarti, sekitar 1 dari 3 balita di Indonesia, mengalami stunting. Bahkan, pada 2017, angka prevalensi stunting meningkat menjadi 29,6 persen.

Sedangkan angka prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia di tahun 2019 turun menjadi 27,67 persen.

Baca Juga: JANGAN TERLALU PAGI! Pada Jam Ini Waktu Paling Pas Berjemur, Vitamin D Terbentuk, Imun Maksimal Cegah Covid-19

Meskipun demikian, angka stunting di Indonesia masih tinggi.

Hal ini dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan oleh WHO sebesar 20 persen.

Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang anak mengalami stunting. Salah satu yang paling berpengaruh adalah status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi. freepik/valeria_aksavoka

Penyebab anak mengalami stunting

Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang anak mengalami stunting.

Salah satu yang paling berpengaruh adalah status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi.

Berikut ini beberapa penyebab seorang anak mengalami stunting:

a. Kurangnya edukasi soal asupan gizi saat hamil
b. Kurangnya gizi saat bayi lahir hingga usia 2 tahun
c. Sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk
d. Kondisi kesehatan ibu yang buruk
e. Infeksi penyakit

Baca Juga: WAJIB PAHAM! 7 Efek Samping Vaksin Sinovac: Pusing, Nyeri, Gatal, Cek Selengkapnya, Jangan Panik Lawan Covid!

Antisipasi anak mengalami stunting

Untuk mengantisipasi anak mengalami stunting, sebagai orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

- Memeriksakan kehamilan secara teratur.

- Teratur melakukan konsultasi ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:

a.setiap bulan ketika anak berusia 0 sampai 12 bulan
b.setiap 3 bulan ketika anak berusia 1 sampai 3 tahun
c.setiap 6 bulan ketika anak berusia 3 sampai 6 tahun
d.setiap tahun ketika anak berusia 6 sampai 18 tahun

- Sebisa mungkin mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar

- Memberikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang memadai

- Menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan seperti mengonsumsi menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup

Pencegahan anak mengalami stunting

Berdasarkan dari pernyataan WHO, anak yang mengalami stunting tidak dapat disembuhkan.

Meskipun demikian, orang tua dapat melakukan pencegahan.

Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan:

Hal yang perlu diperhatikan yakni, mengonsumsi protein.

Ini lantaran, protein sangat mempengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas usia 6 bulan.

Seorang anak yang mendapat asupan protein 15 presen dari total asupan kalori yang dibutuhkan, terbukti memiliki badan lebih tinggi dan terhindar dari stunting Pixabay

Dikutip IndoTrends.ID dari Trenggalek Pedia dalam artikel berjudul Apa Itu Stunting? Penyebab, Ciri-ciri, hingga Cara Antisipasi, seorang anak yang mendapat asupan protein 15 presen dari total asupan kalori yang dibutuhkan, terbukti memiliki badan lebih tinggi.

Hal ini jika dibandingkan dengan asupan protein 7,5 persen dari total asupan kalori.

Sementara itu, anak usia 6 sampai 12 bulan, dianjurkan mengonsumi protein harian sebanyak 1,2 gram per satu kilogram berat badan anak.

Sedangkan untuk anak usia 1 sampai 3 tahun, membutuhkan protein harian sebesar 1,05 gram per satu kilogram berat badan anak.*** (Okpriabdhu Mahtinu/Trenggalek Pedia)

Editor: Arumi Razeta

Sumber: Trenggalekpedia

Tags

Terkini

Terpopuler