INDOTRENDS.ID - Anda suka nasi goreng? Pakar gizi dan herbal dr Zaidul Akbar ingatkan risiko batu ginjal dan batu empedu.
Kok bisa? Kata dia, batu ginjal dan batu empedu dipicu oleh asam dan pelemakan tinggi.
Nasi goreng termasuk makanan dengan kadar pelemakan tinggi.
"Tidak harus stop nasi goreng, tapi juga jangan terlalu sering. Tidak baik," katanya.
Dalam sebuah kesempatan, dr. Zaidul Akbar mendapatkan pertanyaan dari seorang jamaah.
Jamaah laki-laki yang tdak disebutkan namanya itu memiliki masalah batu ginjal dan sudah melakukan operasi.
Namun, setelah melakukan operasi dia dilarang mengkonsumsi makanan tertentu atau pantangannya banyak.
Baca Juga: Apa Saja Yang Harus Dilakukan Saat Dinyatakan Sembuh dari Covid-19 ? Tiga Hal Ini Yang Terpenting
“Apakah benar harus bergitu?,” tanyanya, seperti dilansir dari YouTube dr. Zaidul Akbar Official yang diunggah pada 10 September 2020.
Dr. Zaidul Akbar mengatakan pantangan makanan tertentu paska operasi memang ada, akan tetapi jika itu dilaksanakan dengan keterpaksaan tidak akan bermanfaat.
“Kalau anda mengerjakan sesuatu dengan keterpaksaan, sebenarnya ya gak ada manfaatnya,” katanya.
Oleh sebab itu, pencetus Jurus Sehat Rasulullah (JSR) itu menyarankan tidak perlu menjalankan pantangan itu dengan ketat.
“Boleh makan (yang dilarang) asal tidak berlebihan,” ujarnya.
Seperti yang dikutip IndoTrends.Id dari Portal Jember dalam artikel Hindari Makanan Ini Jika Tidak Ingin Terkena Batu Ginjal hingga Batu Empedu Kata dr. Zaidul Akbar, Dr. Zaidul Akbar pun menjelaskan bahwa batu ginjal itu disebabkan oleh asam dan pelemakan.
Jika tidak bisa dihindari makanan yang mengarah pada pelemakan dan asam, dia menyarankan untuk menguranginya.
Selain itu, ia menyarankan mengkonsumsi sayuran dan makanan yang mengandung serat tinggi supaya bisa memperlancar saluran kemih.
“Nasi goreng boleh saja dikonsumsi, tapi jangan banyak-banyak, cukup sesekali,” ungkapnya.
Sebab apabila terlalu sering makan nasi goreng, misalnya pagi, siang, dan malam itu malah bisa menyebabkan batu ginjal bahkan batu empedu.
Oleh sebab itu, dr. Zaidul Akbar kembali menegaskan menjadikan pantangan dokter sebagai beban supaya tidak memunculkan masalah baru akibat beban pikiran dan itu tidak baik untuk kesehatan.***(Mochammad Sholehudin/Portal Jember)