RESMI! Tes PCR Diganti Swab Antigen, Tes Cepat Buat Deteksi Covid-19 atau Virus Corona, Prioritas Jawa - Bali

- 11 Februari 2021, 08:01 WIB
Petugas dari Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Polresta Bandung serta Satgas Covid-19 Kabupaten Bandung melakukan tes cepat antigen kepada salah seorang warga pesepeda saat pelaksanaan penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Simpang Dago Bengkok, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu 7 Februari 2021.
Petugas dari Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Polresta Bandung serta Satgas Covid-19 Kabupaten Bandung melakukan tes cepat antigen kepada salah seorang warga pesepeda saat pelaksanaan penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Simpang Dago Bengkok, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu 7 Februari 2021. /Polresta Bandung/

Akibatnya, terdapat daerah yang harus mengirimkan sampel spesimen ke laboratorium PCR yang paling dekat sehingga hasilnya baru diketahui dalam kurun 3-10 hari.

Sedangkan tes antigen hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk mengetahui hasilnya.

Nadia menuturkan terdapat 2 juta alat tes rapid antigen yang telah tersebar di 34 provinsi dan akan dimanfaatkan untuk mengetes kontak erat dan suspect di puskesmas.

Kebijakan ini sejalan dengan target pemerintah untuk memperkuat telusur kontak dan mengisolasi pasien positif sedini mungkin.

Perangkat Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung sejak Selasa 9 Februari 2021 menjalani diswab test PCR di Aula Desa Cinunuk, yang dilakukan Puskesmas Cinunuk.    
Perangkat Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung sejak Selasa 9 Februari 2021 menjalani diswab test PCR di Aula Desa Cinunuk, yang dilakukan Puskesmas Cinunuk.   

Pemerintah menargetkan untuk bisa melacak 20-30 orang dari satu kasus positif yang ditemukan, dengan melibatkan anggota TNI-Polri sebagai tracer.

Sebanyak 98 kabupaten dan kota di Jawa dan Bali yang sedang menjalankan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro karena memiliki potensi penularan tinggi akan menjadi prioritas dalam kebijakan ini.

"Dengan ini diharapkan dengan akselerasi ini kita bisa mendapatkan kasus-kasus positif tanpa gejala, segera kita tangani dengan isolasi mandiri sehingga memutus rantai penularan," ujar Nadia.

Meski demikian, tes cepat antigen memiliki potensi 'false negative' yang perlu diantisipasi.

Hal ini lantaran hasilnya tidak seakurat tes RT-PCR.

Halaman:

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x