"Sejak tadi malam sampai dini hari tadi, ada tiga keluarga yang dibantai secara brutal. Ketiga keluarga itu masih berada di dalam reruntuhan, tercatat ada sekitar 15 jiwa, yang 10 di antaranya anak-anak dan wanita, belum sempat dievakuasi sampai sekarang, karena serangannya masih sangat masif," tutur Muhammad Husein.
Bahkan menurutnya, Palestina tidak memiliki fasilitas yang dapat memberikan perlindungan terhadap warga di Gaza, sehingga semua orang di Gaza memiliki tingkat risiko yang sama terhadap serangan Israel.
"Masalahnya, di Gaza ini tidak ada fasilitas perlindungan untuk warga. Jadi semua warga Gaza, semua orang yang tinggal di Jalur Gaza memiliki tingkat risiko yang sama. Cara terbaik untuk kita melindungi diri, paling tidak kita standby di dalam rumah," kata Muhammad Husein.
"Meskipun itu tidak menjamin, karena banyak kasus beberapa terakhir ini warga Gaza yang meninggal di dalam rumah akibat serangan udara yang tidak pandang bulu," sambungnya.
Lebih lanjut, Muhammad Husein menjelaskan bahwa pada malam tadi, jalan-jalan utama di Jalur Gaza juga dibombardir oleh Israel, guna menutup akses jalan ke Rumah Sakit yang ada di Gaza.
"Malam ini jalan-jalan utama Gaza dibombardir hingga porak-poranda, di antaranya jalan utama di depan RS Indonesia yang di jalur Gaza bagian utara, itu dibombardir dan itu satu-satunya akses untuk ambulans masuk," kata Muhammad Husein.
"Ada juga jalan-jalan ke RS Al Shifa yang merupakan pusat rujukan medis terbesar di Gaza. Memang katanya ada misi terselubung, di mana mereka berusaha menutup akses jalan ke Rumah Sakit di Gaza," sambungnya.