INDOTRENDS.ID - Secara teoritis untuk mencapai herd Immunity (kekebalan kelompok) setidaknya 80 persen penduduk suatu negeri harus sudah disuntik vaksin covid -19
Artinya, dari sekitar 270 juta penduduk Indonesia, pemerintah harus menargetkan sekitar 185 juta diantaranya harus menerima vaksin, barulah negeri kita yang elok nan indah permai ini akan aman sentosa bebas corona, itu teoritically.
Saat ini angka pencapaian vaksinasi secara nasional masih dikisaran angka dibawah 50 juta, yang artinya masih jauh dari target terpasang menuju herd immunity.
Selain masalah ketersediaan vaksin, memotivasi masyarakat untuk datang dan mau memenuhi undangan vaksinasi merupakan tantangan tersendiri.
Berbagai upaya pemerintah mempercepat pencapaian herd immunity telah dilakukan. Program vaksinasi Covid-19 ditebar keseluruh penjuru pelosok negeri, melibatkan hampir semua instansi dan piranti pemerintah termasuk kelompok komunitas masyarakat, bahkan vaksin keliling menjemput bola.
Namun belum lagi angka itu tercapai, kita dikejutkan oleh hasil sebuah penelitian di India yang berkaitan dengan tingkat efektifitas dan ketahanan antibodi tubuh setelah menerima vaksin-vaksin itu.
Ya, sebuah studi penelitian di India mengungkapkan penemuan mereka soal ketahanan antibodi vaksin virus corona.
Dikatakan dari 614 petugas kesehatan yang telah divaksin lengkap di India ditemukan penurunan signifikan dalam antibodi untuk menangkal virus covid-19.
Penurunan secara signifikan terjadi dalam kurun waktu 4 bulan sejak suntikan vaksin pertama diberikan.
Studi itu kemudian menjadi pegangan pemerintah India dalam memutuskan penggunaan vaksin booster seperti yang telah dilakukan di beberapa negara barat.
Disebutkan bahwa memudarnya antibodi tidak berarti orang yang diimunisasi kehilangan kemampuan mereka melawan penyakit.
Hal itu dikarenakan sel-sel memori dalam tubuh kemungkinan masih berfungsi untuk menawarkan perlindungan substansial.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh direktur lembaga pemerintah yang melakukan penelitian tersebut.
“Setelah enam bulan, kami akan dapat memberi tahu Anda dengan lebih jelas apakah dan kapan booster akan dibutuhkan,” kata Sanghamitra Pati dari Pusat Penelitian Medis Regional, yang berbasis di kota timur Bhubaneswar, dikutip dari Reuters.
Ia juga mendesak penelitian serupa dilakukan di berbagai bidang untuk pegangan data di India.
Di sisi lain, peneliti Inggris sempat mengatakan bahwa pelindungan yang ditawarkan oleh dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech dan Astrazeneca mulai memudar dalam waktu 6 bulan.
Studi dari India itu kemudian diterbitkan di platform pracetak Researsh Square, tetapi penelitian tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Dalam penelitian tersebut melibatkan 2 vaksin utama yang digunakan di India, yakni Covishield, versi berlisensi dari suntikan AstraZeneca dan Covaxin vaksin yang dikembangkan di dalam negeri.
Pejabat kesehatan mengatakan meskipun mereka sedang mempelajari ilmu yang berkembang tentang dosis booster, prioritasnya adalah untuk mengimunisasi 944 juta orang dewasa di India.
Tercatat lebih dari 60% dari mereka telah menerima setidaknya satu dosis dan 19% membutuhkan dua dosis.
Kasus dan kematian akibat Covid-19 di India telah turun tajam sejak puncak lebih dari 400.000 infeksi pada awal Mei. India telah melaporkan total 33,29 juta kasus dan 443.213 kematian.
Dari informasi hasil study diatas apakah dapat dijadikan patokan tentang perlu dan pentingnya booster pada dosis ke-3 ? Kita tunggu saja keputusan pemerintah.
Sami'na wa atha'na.***
Artikel ini sudah tayang dan diperkaya dari Pikiran Rakyat bertajuk :Studi: Antibodi Virus Corona Turun Signifikan Usai 4 Bulan Vaksinasi, Perlukah Vaksin Booster?