Tetapi mereka melihat kehancuran yang ditimbulkan pada konvoi Rusia ketika mereka kemudian menerbangkan pesawat tak berawak itu kembali di atas truk dan tank yang hangus di dekat kota di sebelah barat Kyiv dan keluar dari jalan raya penting yang strategis yang mengarah ke ibu kota.
“Ada lebih dari 20 kendaraan militer Rusia yang hancur, di antaranya truk bahan bakar dan tank,” kata sang ayah.
Ketika pasukan Rusia dan Ukraina berjuang mati-matian untuk menguasai pinggiran Kyiv, tentara Ukraina akhirnya mendesak keluarga Pokrasa untuk meninggalkan desa mereka, yang kemudian diduduki pasukan Rusia.
"Saya senang bahwa kami menghancurkan seseorang," katanya.
“Saya senang bahwa saya berkontribusi, bahwa saya dapat melakukan sesuatu. Bukan hanya duduk dan menunggu,” ujarnya.
*** (Mitha Paradilla Rayadi/Pikiran Rakyat)