"Shinta Ratri, aktivis HAM, perintis waria Muslim di Indonesia, dan kepala sekolah waria di Yogyakarta, meninggal dunia hari ini," tulis Amar, Rabu (1/2/2023).
"Semoga jiwanya diberkati, dan perjuangannya dilanjutkan oleh orang lain," doa Alfikar.
Shinta Ratri selama ini dikenal sebagai sosok transpuan yang kerap menyuarakan hak orang-orang yang mengalami perubahan gender seperti dirinya.
Ia mendirikan Ponpes Al-Fatih di Yogyakarta jadi salah satu bukti perjuangannya kepada kaum waria agar tetap bisa beribadah dan mematuhi ajaran agama dan menjauhi larangannya.
Berikut ini sejumlah fakta sosok Shinta Ratri dan kisah Ponpes Waria
Ia mendirikan Ponpes Waria pada 2014 itu telah memiliki lebih dari 40 santri yang kebanyakan waria, berusaha berbaur dengan masyarakat termasuk mengisi ilmu agama juga pengetahuan.
Kegiatan agama digelar hari Minggu dan Senin sementara Hari Minggu untuk pembelajaran Al-Quran, sedangkan untuk waria yang masih dalam tahap pembacaan iqro'.
Pendirian Ponpes Al-Fatih khusus waria memang sempat menimbulkan kontroversi tapi dia tetap teguh dengan pendiriannya.
Ia pernah berkata, manusia tidak bisa memilih jenis kelamin saat dilahirkan karena mayoritas waria itu aslinya dilahirkan laki-laki tapi memiliki kodrat sebagai perempuan.
Dampaknya, mereka terusir dan sebagian tidak diterima keluarganya.