“Karena kan almarhum Yoshua ini teman, yang tidak ada masalah, yang tiap hari bertemu, kemudian dia sampaikan kepada saya, dia (Yoshua) ini orangnya baik, sering becandain, kemudian kalau ada rezeki mereka jalan-jalan bersama jadi tidak ada masalah,” ucap dia.
Bahkan, satu bulan terakhir sebelum peristiwa di Duren Tiga, Bharada E dan Brigadir J merupakan teman satu kamar tidur. “Jadi secara personal tidak ada masalah,” ucapnya lagi.
Terkait skenario pertama, Ronny menekankan bahwa kliennya berbohong sebab berada dalam pengawasan Ferdy Sambo.
Sekalipun saat akan menghadap Kapolri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ferdy Sambo diketahui berada di depan pintu ruangan.
Menurut Ronny, dari kesaksian kliennya, saat itu Sambo terus menerus mengintimidasi Bharada E dan memaksanya patuh pada skenario awal tembak-menembak.
Ferdy Sambo, kata Ronny nyaris selalu menempeli dan ‘menjaga’ Bharada E sepanjang penyelidikan pertama.
“Jadi ada rasa ketakutan dari Richard. Dia sempat hubungin juga keluarganya, mama papanya, pacarnya, ‘kalau terjadi apa-apa dengan saya, sudah ikhlaskan saya, tidak usah cari lagi. Saya minta keluarga hati-hati, baik-baik’,” ucapnya menirukan kalimat Bharada E.
Menurut keterangan Ronny, detik-detik Bharada E mulai pelan-pelan terbuka adalah ketika sudah dipisahkan dari Ferdy Sambo, di Mako Brimob.