Upaya total penggalian sumur untuk menyelamatkan Rayan sebenarnya sudah sangat maksimal dan profesional. Tim penggali dengan perlengkapan mekanik telah berusaha sepanjang waktu untuk menyelamatkan Rayan non stop.
Antara lain, menggunakan tali untuk mengirim oksigen dan mengirim air minum ke Rayan yang tertelungkup miring di dasar sumur.
Tim Bulan Sabit Merah juga memastikan telah memberikan oksigen terus menerus kepada bocah lelaki itu sejak Selasa malam lalu.
Namun rekaman kamera menunjukkan, Rayan tidak terlalu merespon kiriman pertolongan dari atas, diduga karena kondisi badannya yang tertelungkup, terjepit di lubang sumur yang sempit dan gelapnya sumur.
Bekerja keras, Tim penyelamat mengandalkan buldoser dan alat lainnya, menggali tanah merah di sekitar sumur hingga ke tingkat di mana bocah itu terperangkap dan menggali secara horizontal ke arahnya dengan tangan.
Sementara ribuan pasang mata berkumpul dan bahkan berkemah di sekitar lokasi dalam beberapa hari terakhir demi memastikan nasib Rayan sambil terus berdoa.
Dan pada akhirnya mereka bertepuk tangan untuk menyemangati para regu penyelamat, menyanyikan lagu-lagu religi atau berdoa sambil meneriakkan serentak "Allahu akbar" saat fisik bocah Rayan berhasil diangkat ke permukaan tanah.
Namun Tuhan berkehendak lain. Tak lama setelah fisiknya berhasil diselamatkan, terdengar pengumuman berita duka bahwa bocah Rayan telah menghembuskan nafas terakhirnya.