Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Hadis-hadis Populer Tapi Palsu, Salah Satunya 'Kebersihan Sebagian dari Iman'

- 1 Agustus 2021, 11:41 WIB
Ustadz Adi Hidayat ingatkan merebaknya hadis-hadis yang begitu populer di tengah masyarakat padahal tidak sahih alias hadis palsu!
Ustadz Adi Hidayat ingatkan merebaknya hadis-hadis yang begitu populer di tengah masyarakat padahal tidak sahih alias hadis palsu! //Quantum Akhyar Institute Muhajirin//Quantum Akhyar Institute MUhajirin

 

INDOTRENDS.ID - Ustadz Adi Hidayat ingatkan merebaknya hadis-hadis yang begitu populer di tengah masyarakat padahal tidak sahih alias hadis palsu!

Salah satu contohnya adalah hadis berbunyi 'Kebersihan sebagian dari iman.'

Hadis seperti itu sudah bertahun-tahun merebak di kalangan masyarakat bahkan banyak dipajang di toilet-toilet masjid atau di sekolah-sekolah.

Apalagi contoh hadis-hadis palsu lainnya? Simak penjelasan Ustadz Adi Hidayat.

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat membeberkan mengenai empat hadis populer yang banyak beredar di kalangan masyarakat namun ternyata palsu.

Dalam pemaparannya, Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan tentang tiga jenis hadis palsu menurut para ulama.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Jelaskan 5 Tanda Sholatmu Diterima Allah SWT, Kamu Merasakan Satu Tanda Saja Sudah Bagus!

Dikutip dari kanal YouTube Majlis, sang ustadz mengatakan dalam Islam tidak diperkenankan untuk menyampaikan informasi kecuali dari sumber yang jelas.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al Isra ayat 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."

"Jangan sampai anda ikuti sesuatu yang belum jelas pengetahuannya. Hati-hati. Bahkan dalam hal sederhana pun," papar Ustadz Adi Hidayat.

Ayat lain yang berkaitan dengan hal ini adalah surah Al Hujurat ayat 6:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur'an ini kemudian dipraktikkan oleh para ulama sepeninggal Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: SAHKAH Wudhu Cuma Berbalut Handuk atau Tanpa Baju di Dalam Kamar Mandi? Buya Yahya Beri Penjelasan Lengkap

Para ulama tersebut merumuskan hadis-hadis Nabi dengan menggunakan metode kajian ilmiah, yakni mencari sumber yang benar-benar akurat.

"Tidak boleh ada hadis disebutkan (sebagai) hadis kecuali jelas sumber informasinya," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan dalam ilmu hadis ada yang disebut sebagai sanad untuk memastikan bahwa suatu hadis memang benar-benar merupakan riwayat dari Nabi SAW.

"Dari sini muncul istilah hadis shahih, ada hadis dhoif. Dibagi lagi, ada (hadis) yang tidak bisa diamalkan (palsu), yaitu munkar, matruk, dan maudhu'," kata Ustadz Adi Hidayat.

1. Hadis Munkar

Ini salah satu contoh Hadis Munkar, menurut Ustadz Adi Hidayat yakni: Ya Allah, mohon berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.
Ini salah satu contoh Hadis Munkar, menurut Ustadz Adi Hidayat yakni: Ya Allah, mohon berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Pixabay/Shafin_Protic

Hadis munkar adalah hadis yang diingkari oleh para ulama karena perawinya terdutuh fasik atau sering melakukan perbuatan yang merusak dalam Islam.

"Ada yang kadang-kadang dia berdusta, ada kadang terlihat makan makanan yang tidak baik," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Contoh hadis munkar menurut Ustadz Adi Hidayat yaitu yang berbunyi:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: "Ya Allah, mohon berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan."

Inilah hadis pertama yang populer di kalangan masyarakat namun ternyata palsu.

Baca Juga: BOLEHKAH Minta Warisan Saat Orangtua Masih Hidup? Ini Kata Ustadz Abdul Somad, Beda Warisan, Hibah dan Wasiat

Menurut sang ustadz, sebuah hadis dianggap munkar bukanlah karena isinya yang salah, melainkan karena diriwayatkan oleh orang yang bermasalah.

"Munkar itu bukan karena isinya salah, isinya belum tentu salah, tetapi diriwayatkan oleh orang yang bermasalah," ujarnya.

Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa seseorang tetap diperbolehkan untuk berdoa atau pun memohon kepada Allah menggunakan kalimat ini.

"Yang salah itu ketika anda menyebutkan (kalimat) ini (sebagai) hadis," tambah Ustadz Adi Hidayat.

2. Hadis Matruk atau Semi Palsu

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa hadis ini adalah hadis terburuk kedua yang tidak dapat dijadikan sebagai dalil.

Hadis matruk adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh sering berdusta dalam hidupnya.

Dusta perawi ini tidak hanya kebohongan yang disengaja seperti pada umumnya, melainkan juga dusta yang disampaikan dalam bentuk kisah-kisah fiktif.

"Menyampaikan kisah-kisah fiktif, sehingga tidak bisa dibedakan antara kisah dengan hadits," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Baca Juga: LENGKAP! Bacaan Salam atau Doa Ketika Melewati Kuburan atau Makam Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Hadis yang disampaikan perawi seperti ditolak serta diingkari dan ditinggalkan oleh para ulama.

Contoh hadis populer yang termasuk matruk yaitu:

أَوَّلُ رَمَضَان رَحْمَة وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَة وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّار

Artinya: "Awal puasa adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, ujungnya adalah pembebas dari neraka."

3. Hadis Maudhu'

Hadis maudhu' adalah hadis yang terburuk karena memang ada yang sengaja memalsukannya.

"Maudhu' ini memang Nabi nggak pernah menyampaikan, kalimatnya bukan dari Nabi, dan memang sengaja ada yang memalsukan," kata Ustadz Adi Hidayat.

Contoh hadis maudhu' yang populer di kalangan masyarakat menurut Ustadz Adi Hidayat yaitu: "Makan saat lapar, berhenti sebelum kenyang."

Atau lengkapnya sebagai berikut:

ﻧَﺤْﻦُ ﻗَﻮْﻡٌ ﻻَ ﻧَﺄْﻛُﻞُ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺠُﻮْﻉَ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﻛَﻠْﻨَﺎ ﻻَ ﻧَﺸْﺒَﻊُ

Artinya: "Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak pernah sampai kenyang."

Baca Juga: TEKA-TEKI Benarkah Arwah Orang Meninggal Tengok Keluarganya Tiap Malam Jumat, Terjawab! Ini Kata Buya Yahya

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa saking palsunya, hadis ini bahkan tidak dapat ditemukan dalam kitab-kitab hadis palsu.

Kalimat ini justru ditemukan dalam kitab kisah karya Syekh Jalal bin Asy Suyuthi. Kisahnya yaitu tentang seorang raja yang meminta pendapat empat orang dokter.

Menurut, Ustadz Adi Hidayat kalimat ini sebenarnya tidak salah dan resepnya bisa jadi bagus untuk diikuti.

Namun, menyebutnya sebagai hadis adalah tindakan yang salah karena Nabi Muhammad sendiri tidak pernah mengatakannya.

Dikutip IndoTrends.ID dari Portal Jember dalam artikel Ustadz Adi Hidayat Beberkan 4 Hadits Populer yang Ternyata Palsu, bahwa selain tiga hadis di atas, Ustadz Adi Hidayat menyebutkan pula hadis keempat yang populer di masyarakat namun sebenarnya palsu, yaitu:

اَلنَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ

Artinya: "Kebersihan sebagian daripada iman."

Itulah pemaparan Ustadz Adi Hidayat mengenai empat hadis palsu yang populer di masyarakat dengan disertai penjelasan tentang jenis-jenis hadis palsu. Semoga bermanfaat. 

Wallahu'alam bishawab. *** (Kurnia Ayu/Portal Jember) 

Editor: Arumi Razeta

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah