Menag Yaqut Cholil Qoumas Terbitkan Surat Edaran Tentang Pengaturan Penggunaan Pengeras Suara Masjid - Mushola

- 26 Maret 2022, 05:30 WIB
Masjid Subulus Salam Sidoarjo
Masjid Subulus Salam Sidoarjo /Rahman Dhani

INDOTRENDS.ID - Bulan Ramadhan sebentar lagi. Pasti umat Islam akan bergembira merayakan dan melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh dengan penuh khusyuk.

Terbayang betapa akan semaraknya masjid-masjid dan mushala dari sejak sebelum subuh, bahkan saat masuk waktu sahur dan saat sejak adzan maghrib berkumandang sampai waktu tadarus.

Akan terdengar meriah parade dan harmoni suara tarhim subuh petanda imsyak, adzan subuh bersahut-sahutan, sholawatan sebelum iqomah, dan juga suara shalat tarawih berjamaah, kajian-kajian dan tentu saja tadarus Al Quran pada malam harinya.

Namun bayangan akan kemeriahan Ramadhan itu nampaknya akan menjadi berbeda pada Ramadhan tahun 2022 ini.

Baca Juga: Doa Masuk Masjid dan Doa Keluar Masjid Sesuai Syar'i, dengan Bacaan Arab, Latin, dan Terjemah, Ada Etikanya

Entah kita belum akan bisa membayangkan, apakah menjadi lebih tenang, sejuk dan khusyuk? Atau akan nampak terasa menjadi Ramadhan yang sunyi dan senyap, tergantung pengalaman pribadi masing-masing sebelumnya.

Hal tersebut terjadi sejak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan surat edaran terkait larangan penggunaan pengeras suara (Toa) masjid pada bulan Ramadhan mendatang.

Aturan ini tertuang dalam surat edaran Menteri Agama No SE 05 tahun 2022 tentang pedoman penggunaan pengeras suara Masjid dan Mushola.

Dalam surat edaran tersebut juga tertuang pedoman penggunaan pengeras suara saat ibadah tarawih dan tadarus pada bulan Ramadhan.

Pada aturan Menag tertulis ibadah shalat tarawih dan tadarus Al-Qur'an pada bulan Ramadhan diatur untuk tidak menggunakan pengeras suara luar namun boleh menggunakan pengeras suara dalam yang ada di masjid atau mushola.

Baca Juga: PROFIL Lena Burhanudin, Istri Juragan Jalan Tol, Seorang Mualaf Berkomitmen Bangun 1.000 Masjid

 

"Penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan baik dalam pelaksanaan shalat tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarus Al-Qur’an menggunakan pengeras suara dalam,” dikutip dari surat edaran Menag RI.

Surat edaran yang terbit 18 Februari 2022 itu ditujukan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kantor Kemenag kabupaten/kota, Kepala Kantor Urusan Agama kecamatan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua Dewan Masjid Indonesia, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam, dan Takmir/Pengurus Masjid dan Musholla di seluruh Indonesia.

Sebagai tembusan, edaran ini juga ditujukan kepada seluruh Gubernur dan Bupati/Wali Kota seluruh Indonesia.

Seperti IndoTrends.id kutip dari LampungTengah.com bertajuk :Aturan Baru Pengeras Suara, Menag Yakut Resmi Larang Ibadah Shalat Tarawih dan Tadarus pakai Pengeras Suara, Peraturan yang di keluarkan Menag menuai berbagai pro dan kontra termasuk kritik dari kalangan masyarakat. Setelah aturan baru tersebut rilis, beberapa tokoh agama dan masyarakat muslim menentang peraturan tersebut.

Berikut ini tata cara penggunaan pengeras suara (toa) masjid menurut Surat Edaran (SE) Menteri Agama terbaru :

1. Umum

Pengeras suara terdiri atas pengeras suara dalam dan luar. Pengeras suara dalam merupakan perangkat pengeras suara yang difungsikan/diarahkan ke dalam ruangan masjid/mushola. Sedangkan pengeras suara luar difungsikan/diarahkan ke luar ruangan masjid/mushola.

Penggunaan pengeras suara pada masjid/mushola mempunyai tujuan:

  • Mengingatkan kepada masyarakat melalui pengajian Al-Qur’an, sholawat atas Nabi, dan suara adzan sebagai tanda masuknya waktu shalat fardu;
  • Menyampaikan suara muadzin kepada jamaah ketika adzan, suara imam kepada makmum ketika salat berjamaah, atau suara khatib dan penceramah kepada jamaah; dan
  • Menyampaikan dakwah kepada masyarakat secara luas baik di dalam maupun di luar masjid/mushala.


2. Pemasangan dan Penggunaan Pengeras Suara.

  • Pemasangan pengeras suara dipisahkan antara pengeras suara yang difungsikan ke luar dengan pengeras suara yang difungsikan ke dalam masjid/mushala;
  • Untuk mendapatkan hasil suara yang optimal, hendaknya dilakukan pengaturan akustik yang baik;
  • Volume pengeras suara diatur sesuai dengan kebutuhan, dan paling besar 100 dB (seratus desibel) dan dalam hal penggunaan pengeras suara dengan pemutaran rekaman, hendaknya memperhatikan kualitas rekaman, waktu, dan bacaan akhir ayat, sholawat/tarhim.


TATA CARA PENGGUNAAN PENGERAS SUARA

Shalat Subuh:

  • Sebelum adzan pada waktunya, pembacaan Al-Qur’an atau shalawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) menit
  • Pelaksanaan Shalat Subuh, dzikir, doa, dan kuliah Subuh menggunakan Pengeras Suara Dalam.


Shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya:

  • Sebelum adzan pada waktunya, pembacaan Al-Qur’an atau shalawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) menit
  • Sesudah adzan dikumandangkan, yang digunakan Pengeras Suara Dalam.


Shalat Jum’at:

  • Sebelum adzan pada waktunya, pembacaan Al-Qur’an atau shalawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) menit
  • Penyampaian pengumuman mengenai petugas Jum’at, hasil infak sedekah, pelaksanaan Khutbah Jum’at, Shalat, dzikir, dan doa, menggunakan Pengeras Suara Dalam.

Peringatan Hari Besar Islam (PHBI):

  1. Penggunaan pengeras suara di bulan Ramadhan baik dalam pelaksanaan shalat tarawih, ceramah/kajian Ramadhan, dan tadarus Al-Qur’an menggunakan Pengeras Suara Dalam.
  2. Takbir pada tanggal 1 Syawal/10 Dzulhijah di masjid/mushala dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan Pengeras Suara Dalam.
  3. Pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar
  4. Takbir Idul Adha di hari Tasyrik pada tanggal 11 sampai dengan 13 Dzulhijah dapat dikumandangkan setelah pelaksanaan shalat rawatib secara berturut-turut dengan menggunakan Pengeras Suara Dalam
  5. Upacara Peringatan Hari Besar Islam atau pengajian menggunakan Pengeras Suara Dalam, kecuali apabila pengunjung tabligh melimpah ke luar arena masjid/mushala dapat menggunakan Pengeras Suara Luar.

Demikian isi surat edaran Kemenag terbaru terkait pengaturan pennggunaan pengeras suara *** (Reni Rahmawati/LampungTengah.com)

Editor: Rahman Dhani

Sumber: LampungTengah.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah