“Dengan gejala seperti sakit kepala, kami mengandalkan pasien yang memberi tahu kami bahwa mereka mengalami hal ini,” ujar Chou.
“Jika pasien tidak dapat, karena mereka sakit kritis dan menggunakan ventilator atau jika mereka memiliki gejala neurologis lain di mana mereka tidak memiliki kemampuan mental untuk memberi tahu kita, maka kita tidak akan tahu mereka sakit kepala, bahkan jika mereka mengalaminya,” tuturnya.
Sementara, sakit kepala berada di sisi spektrum yang lebih ringan, gejala penting dan salah satu yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang atau memerlukan perjalanan ke rumah sakit.
“Dalam populasi pasien yang kami pelajari ini, ini adalah pasien yang cukup sakit sehingga perlu dirawat di rumah sakit,” ujarnya.*** (Nurul Khadijah/Pikiran Rakyat)