VAKSIN PFIZER Anak laki-Laki Lebih Berpotensi Muncul Efek Samping Daripada Anak Perempuan, Ini Penelitiannya

- 12 September 2021, 07:28 WIB
Ilustrasi vaksin Pfizer dan AstraZeneca
Ilustrasi vaksin Pfizer dan AstraZeneca /Reuters/

INDOTRENDS.ID - Sudah sangat lazim bahwa setiap obat-obatan yang beredar dan dipasarkan selalu memiliki efek samping. Efek samping yang muncul juga bervariasi baik jenis maupun derajat keparahannya.

Efek samping obat dapat muncul bisa terjadi karena sifat dan karakteristik obat tersebut yang khas, namun cukup sering juga terjadi karena response individu seseorang yang memang hipersensitif terhadap suatu zat obat tertentu.

Baca Juga: VAKSIN SINOVAC TIDAK EFEKTIF ! Benarkah ? Simak Kesaksian Dr. Reisa Broto Asmoro Berikut Ini

Derajat keparahan efek samping obat juga bervariasi dari yang ringan seperti gatal-gatal, alergi ruam kulit, mual, pusing dan lainnya sampai yang berat, bahkan ada yang sampai menimbulkan kematian.

Sesekali cobalah kita cek dan baca dengan teliti leaflet obat yang terlampir pada kemasan suatu obat, apa saja. Maka kita akan temukan deretan efek samping obat itu yang mungkin bisa terjadi apabila kita mengkonsusmsinya.

Hal yang sama juga dapat terjadi pada vaksin seperti vaksin untuk covid-19 yang saat ini digencarkan oleh pemerintah, salah satunya adalah vaksin covid-19 buatan Pfizer Amerika.

Para peneliti di Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa anak laki-laki yang sehat mungkin memiliki risiko lebih besar untuk dirawat di rumah sakit karena efek sambing vaksin Pfizer/BioNTech, yang menyebabkan radang jantung, dibandingkan Covid-19 itu sendiri.

Analisis para peneliti terhadap data medis menunjukkan bahwa anak laki-laki berusia 12 hingga 15 tahun, tanpa kondisi medis yang mendasarinya (tanpa komorbiditas), empat hingga enam kali lebih mungkin didiagnosis dengan miokarditis usai divaksinasi Pfizer dibanding pada anak perempuan seusia.

Baca Juga: STOP ! Jangan Mencetak Sertifikat Kartu Vaksin Anda Karena Rawan Penyalahgunaan. Cukup Simpan di HP Anda.

Vaksinasi di Joglo Jakarta Barat oleh
Vaksinasi di Joglo Jakarta Barat oleh Trans7

Sebagian besar anak yang mengalami efek samping justru jarang merasakan gejala usai beberapa hari mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua Pfizer.

Melansir laman The Guardian, 86 persen anak laki-laki, terkena efek samping usai divaksinasi Pfizer.

Mereka pun memperkirakan tingkat miokarditis setelah dua suntikan vaksin Pfizer menjadi 162,2 kasus per 1 juta untuk anak laki-laki sehat berusia 12 hingga 15 tahun, dan 94 kasus per 1 juta untuk anak laki-laki sehat berusia 16 hingga 17 tahun.

Tingkat yang setara untuk anak perempuan adalah masing-masing 13,4 dan 13 kasus per juta.

Pada tingkat infeksi AS saat ini, risiko remaja yang sehat dibawa ke rumah sakit dengan Covid-19 dalam 120 hari ke depan adalah sekira 44 per 1 juta.

Baca Juga: SAAT Wajah Jungkook Dipakai Buat Kampanye Vaksin, Jimin Rasakan Efek Vaksinasi Covid 'Rada Sakit dan Ngantuk'

Menurut regulator obat -obatan Inggris, tingkat miokarditis setelah vaksinasi Covid-19 hanya enam per juta suntikan vaksin Pfizer.

Sejauh ini, anak-anak di Inggris jarang dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Namun baru-baru ini 14 persen anak-anak yang tertular Covid-19 masih memiliki gejala setelah 15 minggu berlalu.

Sebagian miokarditis muncul setelah dosis kedua vaksin. Sehingga pilihan suntikan tunggal dinilai dapat melindungi anak-anak sekaligus mengurangi risiko efek samping lebih besar.

"Sementara miokarditis setelah vaksinasi sangat jarang, kami mungkin dapat mengubah dosis pertama atau kedua atau menggabungkan vaksin secara berbeda, untuk menghindari risiko setelah kami memahami fisiologi dengan lebih baik," ujar Faust.

Prof Adam Finn, anggota JVCI di University of Bristol mendukung saran JCVI untuk tidak melanjutkan memvaksinasi anak berusia 12 hingga 15 tahun yang sehat dengan alasan risiko-manfaat hasil kesehatan.

Coronavirus vaccination banner. Covid-19 prevention. Syringe with needle and vaccine bottle. Safety measure during coronavirus. Vector illustration.
Coronavirus vaccination banner. Covid-19 prevention. Syringe with needle and vaccine bottle. Safety measure during coronavirus. Vector illustration. Getty Images/iStockphoto

Saul Faust, profesor imunologi pediatrik dan penyakit menular di University of Southampton, mengatakan jika temuan itu tampaknya membenarkan pendekatan yang sangat hati-hati terkait vaksinasi pada remaja yang kini tengah diawasi oleh Komite Gabungan Vaksin dan Imunisasi Inggris.

JCVI tidak merekomendasikan anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun yang sehat. Pihak petugas media Inggris disebut akan membuat keputusan akhir terkait vaksinasi terhadap remaja pada minggu depan.

Anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun sangat rentan terhadap Covid-19, dan memenuhi syarat untuk disuntik vaksin.

Baca Juga: Sertifikat Vaksin Jadi Prasyarat Berkegiatan Sosial, Lalu Bagaimana Yang Karena Suatu Hal Belum Bisa Vaksin ?

Dalam studi terbaru, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, Dr Tracy Hoeg di Universitas of California dan rekan telah menganalisis reaksi merugikan terhadap vaksin Covid-19 pada anak-anak AS berusia 12 hingga 17 tahun selama enam bulan pertama 2021.

Informasi ini IndoTrends kutip dari Pikiran Rakyat berjudul : Studi di AS: Anak Laki-lak Lebih Berisiko Terkena Efek Samping Usai Disuntik Vaksin Pfizer

Dan hanya berlaku untuk vaksin Pfizer sesuai penelitian yang dilakukan untuk vaksin ini, dan mungkin tidak terjadi pada vaksin lain.***

 

Editor: Rahman Dhani

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah