TERUNGKAP 3 Kesamaan Karakter Terduga Teroris Makassar & Mabes Polri, Yenny Wahid: Kegelisahan Dieksploitasi

- 5 April 2021, 08:18 WIB
Tim densus 88 tangkap 60 Terduga teroris di sejumlah wilayah di Indonesia.
Tim densus 88 tangkap 60 Terduga teroris di sejumlah wilayah di Indonesia. /PMJnews/doknet

INDOTRENDS.ID - Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid mencium adanya pihak-pihak yang mengeksploitasi terduga teroris Makassar dan penyerang Mabes Polri, yakni almarhumah Zakiyah Aini yang tewas tertembak aparat.

Oknum-oknum tersebut menyelewengkan doktrin agama untuk mengeksploitasi kegelisahan anak-anak muda ke arah tindakan sesat berdalih ajaran agama. 

Dari isi surat wasiat yang ditinggalkan Zakiyah Aini dan terduga teroris Makassar terlihat jelas karakter kegelisahan mereka.

Dan ada saja oknum-oknum yang mengail di air keruh, memanfaatkan orang-orang seperti ini untuk tujuan dan kepentingan kelompoknya. 

Baca Juga: RUMOR Kaitan Terduga Teroris di Makassar dan Mabes Polri, Roy Suryo Bongkar Persamaan & Perbedaan Surat Wasiat

Begitulah. Belakangan ini serangan bom bunuh diri ramai menuai perhatian publik setelah terjadi di Gereja Katedral, Kota Makassar dan aksi dugaan serangan teroris yang menyerang Mabes Polri.

Sebelum melakukan aksinya, dua teroris yang melakukan pengeboman di Makassar dan pelaku penembakan di Mabes Polri, diketahui sama-sama membuat surat wasiat untuk keluarganya dengan tulisan tangan.

Selain berisi permintaan maaf, surat wasiat tersebut juga berisi ajakan kepada anggota keluarganya untuk menjauhi pemerintah serta berbagai ajakan lainnya.

Hal itu menuai perhatian dari Putri Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) terkait karakter kedua pelaku teroris di dua tempat berbeda itu.

Menurutnya, tulisan tangan bisa menjelaskan karakter seseorang.

Hal itu disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam Diskusi Kebangsaan Lintas Agama secara virtual di Pendopo Wahyawibawagraha, Jember, Jawa Timur, Sabtu, 3 April 2021.

Yenny Wahid mengatakan, tulisan tangan bisa dianalisa untuk mengidentifikasi kondisi psikologis maupun karakter yang bersangkutan.

Baca Juga: Kata Polisi soal Terduga Teroris yang Menyebut Nama Munarman Petinggi FPI

Pelaku penyerangan di Mabes Polri ZA mendapat senjata dari Aceh. Polisi menyebut senjata yang dipakai adalah air gun.
Pelaku penyerangan di Mabes Polri ZA mendapat senjata dari Aceh. Polisi menyebut senjata yang dipakai adalah air gun.

"Misalnya, ada yang (jiwanya) ceria, tenang-tenang tapi menghanyutkan, ada yang punya kharisma seperti bupati, dan sebagainya, itu bisa diketahui dari tulisan tangan, bisa dianalisa,” ujarnya Yenny dikutip Pikirarakyat-Bekasi.com dari NU Online, Minggu, 4 April 2021 dan diangkat lewat artikel Ada 3 Kesamaan Karakter dari Dua Terduga Teroris, Putri Gus Dur: Kegelisahan Mereka Dieksploitasi oleh Oknum

Yenny Wahid menyatakan, dirinya telah berkomunikasi dengan seorang ahli grafologi (ahli tulisan tanan), Deborah Dewi, terkait tulisan dua teroris tersebut.

Hasil analisa Deborah menunjukan 3 karakter yang dimiliki oleh dua teroris itu.

Pertama, keduanya adalah sosok yang egois dan tidak terbuka dengan pola pikir yang berbeda dengan dirinya.

Keduanya tidak mau berpikir dengan perspektif lain, kecuali pikirannya sendiri.

Kedua, rasa percaya dirinya sangat rendah.

Ketiga, punya kegelisahan yang berlebihan.

Menurutnya, kegelisahan yang berlebihan itu kemudian direspons atau dimanfaatkan lah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Mereka berdalih ingin menolong dengan doktrin agama yang sudah diselewengkan dari maksud yang sesungguhnya sehingga pelaku mendapatkan rasa aman dan percaya diri tapi semu.

“Jadi kegelisahan tersebut akhirnya dieksploitasi, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga dia merasa aman, yang kemudian membuat mereka melakukan penyerangan (teror),” ujarnya.

Yenny Wahid menambahkan, radikalisme bukan lah bagian dari agama tetapi ajaran agama diselewengkan untuk mengindoktrinasi seseorang yang sedang mengalami rasa cemas dan putus asa sehingga mau melakukan penyerangan agar dia bisa eksis.

BOM TATP - Bom rumahan jenis  TATP menjadi lebih menonjol di Indonesia karena semakin sering digunakan dalam serangan teroris regional. Kekuatannya lebih dahsyat ketimbang TNT./ILUSTRASI BOM: PIXABAY/
BOM TATP - Bom rumahan jenis TATP menjadi lebih menonjol di Indonesia karena semakin sering digunakan dalam serangan teroris regional. Kekuatannya lebih dahsyat ketimbang TNT./ILUSTRASI BOM: PIXABAY/ KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Dalam konteks Indonesia, jelasnya, dalil agama sangat mampu dipakai untuk mengindoktrinasi orang, terutama anak-anak muda yang sangat rentan dan masih mencari jati diri, termasuk generasi milenial.

“Itu PR (pekerjaan rumah) bagi kita semua, terutama keluarga.

Karena keluarga adalah tempat pembinaan yang utama, membangun fondasi yang kuat, memberikan rasa aman dan nyaman sehingga anak tidak stres," ucap Yenny Wahid mengingatkan.

"Kemudian tokoh agama perlu menyediakan diri untuk mendengarkan keluh kesah orang yang putus asa, rentan, dan sebagainya,” sambungnya.*** (Ahmad Zaki Kusnaedi)

 

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah