"Saya menyampaikan itu di dalam masjid, menjawab pertanyaan jemaah. Masa jemaah nanya, 'Ustadz, masalah di Palestina gimana?' 'Jangan dijawab, nanti kalau dijawab saya nggak bisa masuk ke Singapura'. Saya kan intelektual, saya ini profesor doktor, dosen," tegasnya.
Selain itu, UAS mengaku tidak bisa melarang ceramahnya untuk direkam. Pasalnya, ia memiliki jemaah dimana-mana dan tidak mungkin bisa menjangkau semuanya.
Lebih lanjut, terkait not to land notice yang diberikan Singapura kepada dirinya, UAS menganggap hal tersebut sebagai deportasi.
Pasalnya, kata UAS, dia beserta rombongan sudah masuk ke Singapura, scan passport, dan cap dua jari. Bahkan, sampai menunggu selama lebih dari satu jam.
"Bisa dicek melalui kamera CCTV di ICA Imigrasi dari mulai jam 14.30 sampai 18.30 waktu Singapura di Pelabuhan Tanah Merah," ungkapnya.
*** (SeputarTangsel.com/ H Prastya)
Sebagian isi mengutip artikel SeputarTangsel.com berjudul:Ustadz Abdul Somad Tegas Bantah Tudingan Ekstremis dari Singapura: Saya kan Intelektual, Profesor Doktor