INDOTRENDS.ID - Heboh lampor atau keranda terbang di Jawa Timur, warga pakai jurus leluhur dalam menangkal lampor.
Salah satunya adalah tidur di lantai atau bukan di ranjang atau dipan.
Mengapa demikian? Karena leluhur dulu percaya salah satu kelemahan lampor adalah tidak bisa jongkok dan merambah lantai.
Beredarnya video lampor atau pagebluk di daerah Malang masih menjadi pembicaraan hangat hingga saat ini.
Warga yang mengetahui adanya lampor terutama di daerah Jawa Timur itu mulai mencari cara untuk menangkal lampor atau pagebluk.
Konon katanya, lampor atau pagebluk yang berupa keranda terbang ini akan membawa kemalangan bagi siapapun.
Jika kita melihat lampor atau suatu desa pernah melihatnya, maka akan ada seseorang yang sakit atau bahkan meninggal.
Tak sedikit mengetahui seramnya lampor, para warga mulai melakukan berbagai cara untuk menangkal lampor itu.
Lalu, apa kelemahan dan penangkal lampor atau pagebluk?
Dikutip IndoTrends.ID dari Trenggelek Pedia dalam artikel berjudul Ketahui Penangkal Lampor atau Pagebluk, Salah Satunya dengan Tidur di Lantai, yang melansir dari tread twitter Metafisikah, ternyata lampor memiliki kelemahan.
Dimana lampor tidak dapat jongkok atau duduk. Sehingga para korban kebanyakan orang yang tidur di atas dipan atau kasur.
Benar atau tidak mengenai kelemahan lampor di atas. Metafisikah juga menyebutkan berbagai cara untuk menangkal lampor.
Konon warga menghindari lampor dengan cara tidur di bawah dipan atau tidur di atas lantai tanpa menggunakan dipan.
Selain itu, cara lainnya yang dapat digunakan adalah dengan menggantung plastik berisi air di depan pintu untuk menangkal kedatangan lampor.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, keberadaan lampor berupa keranda terbang ini pertama kali ramai di daerah Malang.
Dalam sebuah video TikTok memperlihatkan gambar adanya keranda terbang.
Lampor memang sudah dikenal sejak nenek moyang dahulu. Namun percaya maupun tidak mitos nenek moyang sering terjadi di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Itulah kelemahan lampor yang dapat kita hindari kedatangannya.*** (Luluul Isnainiyah/Trenggalek Pedia)