HORORNYA Semburan Abu Panas Letusan Gunung Semeru dan Kaitan Ramalan Jayabaya Soal Nasib Pulau Jawa

6 Desember 2021, 05:00 WIB
Letusan Gunung Semeru disertai semburan abu panas dan lava pijar pada Sabtu 4 Desember 2021, benarkah ada kaitan dengan ramalan Jayabaya ? /BNPB/

INDOTRENDS.ID -  Letusan Gunung Semeru disertai semburan abu panas dan lava pijar pada Sabtu 4 Desember 2021, benarkah ada kaitan dengan Ramalan Jayabaya dan mitos Pulau Jawa akan terbelah jadi dua? 

Tentu semua orang berharap ramalan Jayabaya itu takkan terjadi. Tapi mengapa letusan Gunung Semeru acapkali dikaitkan ramalan Jayabaya? 

Simak isi ramalan Jayabaya dan mitos-mitos yang menyertainya. 

Dengan meletusnya Gunung Semeru, ada sejumlah aliran kepercayaan yang mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya

Baca Juga: SEMERU dan MERAPI Sama-Sama Erupsi dan Jadi Trending Topic Twitter, Warga Diminta Siaga Hingga Waspada

Melihat sejumlah video amatir yang viral di media sosial, tampak ketakutan masyarakat atas amuk Gunung Semeru tersebut.

Tercatat ada korban meninggal dunia pada Minggu 5 Desember 2021 akibat amukan Gunung Semeru, selain kerugian materi akibat robohnya rumah-rumah dan kematian ternak.

Belum lagi rusaknya areal sawah dan kebun berakibat gagal panen.

Kerugian materi tentu terasa sangat besar.

Diperkirakan letusan mengakibatkan daya rusak cukup serius. Tampak gumpalan asap membumbung tinggi membuat warga lari histeris sembari teriakkan takbir dan istigfar. 

Warga yang melihat letusan berlari menyelamatkan diri menghindari kejaran awan pekat dan panas.

Jika melihat catatan sejarah meletusnya Gunung Semeru, pernah terjadi sangat besar pada 200 tahun lalu tepatnya 8 November 1818.

Baca Juga: Longsor dan Banyak Korban Jiwa! Ini Ramalan Pria Indigo Soal Gunung di Jawa Timur Akan Erupsi, Jadi Kenyataan

Butuh helikopter untuk evakuasi warga akibat erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021, karena sulitnya medan. Kominfo Lumajang

Setelah itu, Gunung Semeru kembali meletus pada 2 Februari 1994 lalu. Setelah itu pada tahun 2000-an terjadi 8 kali letusan.

Dan letusan besar terjadi pada Natal 2002. Kemudian pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru kembali meletus diikuti guguran awan panas dari puncak, dengan jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer.

Kali ini Gunung Semeru kembali meletus jelang akhir tahun 2021. Meletusnya Gunun Semeru kali ini, rupanya banyak mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya.

Dalam beberapa literasi, Maharaja Jayabaya merupakan raja Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 adalah visioner yang unggul.

Dari kitab Jangka Jayabaya, bait ke-164 sang raja berucap suatu saat Pulau Jawa akan terpotong menjadi dua.

Dengan ramalan Jayabaya tersebut, kali ini banyak yang meyakini mitos Jawa terbelah akan terjadi.

Warga menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Pengungsi Gunung Semeru Meletus di Lumajang Mengungsi di Balai Desa dan Masjid Sumberwuluh

Banyak masyarakat meyakini jika Ramalah Jayabaya selalu terbukti. Satu hal yang terbukti adalah masa menjelang perang kemerdekaan yakni saat Jawa dijajah Jepang.

Satu ramalan Jayabaya yang terbukti adalah: seumur jagung (3,5 bulan) yang dimaknai dijajah 3,5 tahun.

Kemudian yang kembali viral adalah mitos pulau Jawa yang akan terbelah.

Akan tetapi, dalam ramalan tersebut kuncinya adalah Gunung Slamet meletus.

Konon jika Gunung Slamet meletus dahsyat, maka pertanda Pulau Jawa akan terbelah dua.

Diolah dari artikel: Letusan Gunung Semeru dan Ramalan Jayabaya Tentang Mitos Pulau Jawa yang Terbelah

Tagar #PrayForSemeru bergema di Twitter, anjuran berdoa untuk saudara-saudara di Lumajang, selamat dari letusan Gunung Semeru IG Kopontren Al Yasini

1 Orang Meninggal Dunia dan Puluhan Warga Alami Luka Bakar Akibat Letusan Gunung Semeru

Bencana alam meletusnya Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur menelan satu korban jiwa.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Lumajang Indah Masdar, dia menyebutkan korban jiwa akibat terjadinya letusan Gunung Semeru tercatat satu orang, sementara sebanyak 10 orang belum bisa dievakuasi dari Dusun Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Dalam keterangannya pada telekonferensi pers yang dipantau di Jakarta, Sabtu, 4 Desember 2021, Indah mengatakan 10 orang yang belum dievakuasi lantaran ada hambatan lumpur setinggi lutut orang dewasa.

“Masih ada sekitar 10 orang yang masih belum bisa dievakuasi, karena lokasinya agak sulit, evakuasi lamban karena mobil tidak bisa masuk ke lokasi dikarenakan lumpur setinggi sampai lutut kaki,” kata Indah.

Kendati begitu, Indah mengatakan di Dusun Curah Kobokan terdapat 300 kepala keluarga yang sebagian besar sudah mengungsi.

Petugas mengevakuasi warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). ANTARA FOTO/HO/Muhammad Sidkin Ali/Radar Semeru/abs/rwa. ANTARA FOTO

Namun, dia menyebut terdapat kurang lebih 41 orang korban luka bakar akibat lahar panas yang dievakuasi di Puskesmas Penanggal.

Untuk itu, beberapa korban dengan luka bakar serius dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Haryoto, Rumah Sakit Bhayangkara, dan sebagian di RSUD Pasirian.

“Di Puskesmas Candipuro ada sekitar tujuh orang yang sedang dirawat, sedangkan di Puskesmas Penanggal tersisa kurang lebih 10 orang,” kata Indah.

Lebih lanjut, dia mengatakan di antara para pengungsi juga terdapat dua orang ibu hamil yang usia kandungannya mencapai delapan bulan dan sembilan bulan, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

Sementara itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq memastikan seluruh puskesmas dan rumah sakit terdekat siaga setelah terjadinya letusan Gunung Semeru untuk mengantisipasi adanya korban terdampak guguran awan panas.

“Kami memastikan seluruh puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk siaga, saya pastikan yang dievakuasi terlebih dahulu lansia, anak-anak dan ibu hamil, masyarakat saya harapkan segera melakukan evakuasi ke tempat lebih aman,” kata Thoriqul.

Lebih lanjut, Thoriqul menjelaskan bahwa saat ini petugas gabungan dari TNI-Polri, BPBD beserta relawan masih melakukan evakuasi warga dan untuk sementara titik pengungsian difokuskan di Kantor Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo serta kantor desa terdekat.

“Kami cari lokasi-lokasi yang aman untuk evakuasi warga yang terdekat,” ujarnya seperti dikutip ANTARA.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dengan meluncurkan guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.***

*** (Rizki Laelani/ Pikiran Rakyat) 

 

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler