'Astagfirullah!' Ibu Curiga Sekujur Badan Anak Berdarah Luka Cakaran, Rekaman CCTV Membuat Syok! Kelakuan Guru

11 April 2023, 07:40 WIB
Ibu ini curiga tiap menjemput anak di penitipan balita selalu menangis dan ketakutan, badannya luka-luka cakar, rekaman CCTV membuatnya syok /OhBulan.com/

INDOTRENDS.ID - "Astagfirullah, Nak!" Ibu curiga sekujur badan anaknya penuh luka cakaran dan bekas berdarah-darah.

Tak terima, sang ibu diam-diam memutar rekaman CCTV di tempat penitipan anak tiap hari anaknya dititipkan.

Melihat rekaman CCTV, sang ibu seketika syok! 

Ternyata kelakuan jahat guru di penitipan anak yang membuat anaknya babak belur penuh cakaran! 

Dikutip dari situs OhBulan, Selasa 11 April 2023 kisah itu diceritakan seorang wanita, Puan El Ameerah, mengungkapkan tentang anaknya, Baby Maryam, yang diduga dianiaya di kamar bayi.

Lewat curhatan pilu di Facebook, El Ameerah mengklaim bahwa anak tersebut menunjukkan tanda-tanda aneh tiga hari setelah dipindahkan ke tempat penitipan anak.

Semula si kecil tampak bahagia di hari pertamanya di taman kanak-kanak, namun menangis saat dijemput pulang. 

Ibu ini curiga tiap menjemput anak di penitipan balita selalu menangis dan ketakutan, badannya luka-luka cakar, rekaman CCTV membuatnya syok

Sang ibu lalu curiga tubuh anak penuh dengan luka gigitan dan cakaran.

Kini dia curiga mengapa anaknya menangis terus tiap dijemput ke penitipan anak.

Ia pun diam-diam meminta pengurus sekolah penitipan memutar rekaman CCTV saat guru-guru di penitipan anak sudah pulang ke rumah.

Sengaja dia lakukan tidak pada jam sekolah. Dan isi rekaman CCTV membuatnya syok!

Kelakuan guru di penitipan anak sungguh kejam pada anaknya! 

"Kejadian ini terjadi pada awal Januari 2023. Itu adalah hari ketiga Maryam di penitipan baru.

Dan Maryam baru berusia 1 tahun 1 bulan saat itu. Di hari pertama, Maryam sangat senang.

Dia berjalan sendiri ke pintu masuk. Dia terlihat sangat bersemangat hingga lupa mengasuh ummi dan abah.

Malam itu, ayah menjemput Maryam di kamar bayi dan ayah memberi tahu ummi bahwa Maryam menangis keras saat melihat ayah di depan pintu.

Ummi mulai merasa tidak enak. Karena di penitipan lama, Maryam biasanya senang pergi dan pulang.

Maryam jarang menangis atau terlihat stres" ia bertutur lewat Facebook.

El Ameerah bercerita kepada Maryam saat dekat dengan gurunya di TK lama namun menunjukkan perubahan sikap saat berada di TK baru.

Semula El Ameerah cuma mengira Maryam mungkin terlalu lelah atau hanya mencoba membiasakan diri dengan kamar bayi yang baru.

"Di hari kedua, ummi tidak membiarkan abah menjemput Maryam.

Ummi memutuskan untuk menjemput Maryam dari Kindy dan ingin mengamati dirinya sendiri.

Ummi berdiri di pintu masuk dengan ponselku untuk merekam reaksi Maryam.

Tampak jelas Maryam terlihat kesal. Ummi mengirim video ke nenek.

Nenek menjawab “Wajah Yam tidak senang”.

Kata nenek “mungkin Yam ngantuk di sekolah dari pagi sampai sore”.

Nenek ingin menyenangkan ummi. Aku tidak ingin kau berpikir buruk.

Ketika saya sampai di rumah, saya melihat tanda merah di pergelangan tangan saya.

Meski efeknya sekecil titik, ummi dan abah bisa merasakan ada tanda bendera merah.

Di hari ketiga, ummi menurunkan Maryam seperti biasa dan memberi tahu guru tentang tanda di pergelangan tangannya.

Tiba-tiba sore itu, wali kelas Maryam meng-whatsapp foto tangan Maryam yang memar dan luka.

Guru berkata “temanku menggigit Maryam ketika guru keluar untuk mengambil minyak rambut”."

El Ameerah mengaku kaget saat sang guru mengabarkan bahwa Maryam telah digigit anak lain.

Kata El Ameerah lagi, tidak hanya di bagian tangan tetapi bagian bawah telinga Maryam, pipi dan punggung tangannya juga ada bekas gigitan.

 

"Bekas gigitan, bekas cakar, bekas cubit. Ya Allah. Sungguh miris melihat Maryam saat itu.

Ummi memberi tahu guru bahwa Ummi ingin melihat pemandangan dan apa yang sebenarnya terjadi. Guru membawa Ummi ke dalam. Saat itu, ummi mengharapkan guru mengantar ummi ke kelas Maryam (kelas balita usia 1-2 tahun).

Sesampainya di kelas Maryam, gurunya mengatakan bahwa kejadian itu terjadi di ruangan lain." Lebih mengejutkan lagi, El Ameerah mengklaim bahwa putranya diisolasi dengan beberapa anak lain di kamar yang terlalu buruk di kamar bayi karena alasan yang tidak masuk akal.

"Kamar kecil yang kosong itu tidak memiliki apa-apa. Tidak ada alas lantai, tidak ada mainan, tidak ada mainan, tidak ada buku, tidak ada hiasan dinding, tidak ada dipan.

Benar-benar kosong! Apakah ini ruang kelas untuk anak-anak? Ummi menginjak lantai dan merasa sangat kedinginan karena kamar bayinya ber-AC. Ini dingin.

Bahkan gurunya memakai sandal.

Tapi anak laki-laki di dalam sedang berbaring dan duduk di lantai yang dingin! Ya Allah. Sampai hati. Dan di ruangan itu ada empat pembersih udara dengan kabel di lantai.

Salah satunya jatuh ke lantai.

Jika anak laki-laki menarik kabelnya, apa yang akan mereka tabrak, ya Tuhan.

Tidak bisa membayangkan."

Setelah bertanya kepada seorang guru, El Ameerah diberi tahu bahwa ruangan itu adalah ruang isolasi agar tidak mengganggu bayi yang sedang tidur.

"Ada seorang guru yang merawat bayi itu. Ada guru yang benar-benar mengasuh balita.

Masing-masing dapat mengontrol dan mengurus kelas mereka sendiri. Mengapa tiba-tiba ada masalah mengganggu tidur bayi?

Dan pertama-tama, ini adalah penitipan. Di mana ada penitipan yang sepi seperti perpustakaan?! Terutama di malam hari di mana semua anak-anak juga bersemangat untuk pulang!

Saat ummi melihat cctv, ternyata Maryam dan 4 balita lainnya sudah ditempatkan di kamar kosong itu sejak pagi. Di cctv, ummi melihat bocah-bocah itu ditinggal menyusui di lantai! Tidak ada alas. Tidak ada bantal!"

Berdasarkan penyelidikan polisi, guru penitipan beberapa kali meninggalkan anak-anak di kamar tanpa pengawasan. Saat itulah Maryam digigit dan dicubit hampir enam kali hingga mengalami luka.

"Di cctv, Maryam saat itu terbaring lemah di lantai.

Mungkin Maryam terlalu lelah untuk menangis dan menjerit tapi tidak ada yang datang membantu. Dan yang paling kecewa, rekaman cctv antara jam 11 siang - 3.45 sore tidak diserahkan ke ummi dan abah."

El Ameerah juga membawa putranya untuk scan x-ray dan beberapa pemeriksaan kesehatan lainnya. Maryam kemudian dirujuk ke psikiater anak setelah mengalami kesulitan tidur dan sering diganggu pada malam hari.

Dapat dipahami bahwa laporan polisi telah dibuat tetapi El Ameerah disarankan untuk merahasiakan lokasi penitipan tersebut.

"Saat ummi dan abah bertemu dengan berbagai pihak, mereka menyarankan ummi dan abah untuk menempuh jalur hukum terhadap penitipan tersebut namun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Baru sekarang Ummi dan Abah paham kenapa banyak orang tua yang mengalami hal seperti ini, akhirnya diam dan puas."

 

*** 

 

Editor: Dian Toro

Tags

Terkini

Terpopuler