Sesuatu yang klenik atau mistis ini, lanjutnya, memang meyakini sesuatu atau memilih jalan yang irasional dalam memenuhi kebutuhan atau dalam hal berusaha.
Dalam konteks ini, berusaha ingin cepat kaya, mencari uang dengan jalan babi ngepet, pesugihan, tuyul dan sejenisnya.
Hal klenik di Depok, babi ngepet ini muncul tidak berdiri sendiri. Fenomena ini muncul karena kompensasi masyarakat dari tekanan ekonomi, sosial dan politik, sehingga lari ke hal yang mistis seperti ini.
Dalam teori kebudayaan disebut juga, kompensasi masyarakat disaat tidak bisa menyelesaikan atau tidak menemukan soluasi atas masalah hidupnya sehingga beralih ke hal yang mistis, hal yang irasional.
"Saya pun melihat fenomena babi ngepet, tuyul ini sebagai ciri kalau masyarakat kita masih hidup di tahap magisme," ujar dia.
Anehnya, fenomena ini muncul di Depok, Jawa Barat yang dikenal wilayahnya banyak kampus, banyak orang yang berpendidikan tinggi, banyak orang pintar dengan tingkat literasi tinggi.
Tapi, di pinggiran Depok dengan tingkat pendidikan yang masih belum memadai muncul fenomena mistis, babi ngepet atau pesugihan.
"Fenomena (babi ngepet) di Depok ini menurut saya menarik, terjadi di pinggiran Depok," paparnya.
Selain itu, DR Abdul Latif Bustami pun berpandangan, fenomena babi ngepet di Depok ini kalau dilihat dari aspek politik bisa saja sebagai upaya pengalihan masyarakat terhadap isu-isu besar lainnya.