Di akun LinkedIn-nya, Azura mengklaim sebagai lulusan psikologi dari Dartmouth College, melanjutkan studinya di Cambridge University, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) jurusan Aerospace Engineering.
Diana Lawrence, juru bicara Dartmouth College membuka catatan kalau Dartmouth pernah memiliki mahasiswa bernama Azura Mangunhardjono.
Sedangkan Juru bicara MIT Abby Abazorius menyebut tidak ada catatan Azura pernah kuliah di universitas tersebut.
Perkara muncul saat Wellfine Properties, pengembang apartemen yang disewanya di Hong Kong, menyebut Azura belum membayar sewa 460.000 dolar Hong kong atau setara dengan Rp 894 juta rupiah.
Komplain juga muncul dari juru lelang di Hong Kong mengaku korban penipuan Azura. Ia melaporkan Azura ke polisi karena mengajukan penawaran yang menang atas barang senilai 170.000 dolar hong kong dan gagal bayar.
Lain lagi komplain dari seorang pembantu rumah tangga yang bekerja untuk Azura dirugikan 76.000 dolar hong kong atau setara 147 juta rupiah atas gaji yang tidak dibayarkan dan orangnya kabur begitu saja tanpa jejak.
Berlanjut November 2018, sosialita kaya berbasis di Beverly Hills bernama Sophia menelepon polisi dan mengadukan dirinya telah menjadi korban penipuan tas Hermes palsu dari Azura senilai 86.000 dolar.
Lantaran semakin banyak pihak yang merasa jadi korban dan sangat dirugikan oleh Azura, daftar penipuannya menjadi semakin banyak.