3 CONTOH Teks Naskah Khutbah Jumat NU Singkat, Penuh Makna, Tidak Membosankan, Download PDF di Sini, Lengkap!

- 26 Oktober 2023, 11:58 WIB
Ilustrasi - Teks khutbah Jumat NU singkat terbaru tentang pentingnya menjaga persaudaraan menyentuh hati, disertai link download PDF
Ilustrasi - Teks khutbah Jumat NU singkat terbaru tentang pentingnya menjaga persaudaraan menyentuh hati, disertai link download PDF /Unsplash/SR

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan berbagai keragaman yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. memiliki beragam suku bangsa, Bahasa, agama dan adat istiadat. Menurut data dari Biro Pusat Statistik, ada 652 bahasa dan lebih dari 1.340 suku bangsa di Indonesia. Demikian juga jika kita melihat dunia, tentu di dunia lebih banyak lagi suku, bangsa, bahasa dan agama yang beraneka ragam.

Sebagai orang yang beriman, sudah selayaknya kita menyadari dengan cermat bahwa ketika Allah ta’ala menciptakan manusia di dunia dengan segala keragamannya adalah supaya untuk saling mengenal dan melengkapi. Bukan untuk saling mencaci, menghina, menghakimi, mengintimidasi dan diskriminasi kepada salah satu kelompok, dan mengunggulkan yang lainnya, karena hal tersebut bisa memicu permasalahan dan ketegangan sosial. Dalam Al Qur'an, Allah swt berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)}

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat ayat 13).

Dalam Tafsir As Sa’di di jelaskan bahwa keberadaan suatu kelompok atau suku, baik yang besar maupun yang kecil, agar masing-masing dari mereka tidak menyendiri (tertutup), bahkan menolak kelompok lain karena perbedaan. Sebab jika demikian, maka tidak akan ada intraksi sosial (muamalah), saling memberi, saling tolong menolong, bahu-membahu, saling mengisi, saling mewarisi satu sama lain serta membangun peradaban bersama. Karena peradaban bisa dibangun dengan saling keterbukaan dan intraksi yang baik.

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh

Allah swt telah memerintahkan kepada kita semua untuk memperkuat tali persaudaraan, sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya, surat Ali Imran ayat 112:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمْ الذِّلَّةُ أَيْنَمَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللهِ وَحَبْلٍ مِنْ النَّاسِ. (آل عمران: 112)

Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali hubungan kepada Allah dan tali hubungan dengan manusia. (Ali Imran: 112).

Dari ayat di atas, mengajarkan kepada kita semua, barang siapa yang dalam hidupnya selalu menjalin hubungan baik dengan Allah dan dengan sesama manusia, maka dalam hidupnya tidak akan diliputi kehinaan. Di dalam Islam ikatan persaudaraan sangatlah kental. Bahkan Islam mengajarkan dan mendoktrin macam-macam persaudaraan yang dikenal dengan persaudaraan antarketurunan (ukhuwah nasabiyah), persaudaraan sesama manusia (ukhuwah basyariyah), persaudaraan setanah air (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyah). Hal ini sebagaimana firman-Nya surat al-Hujurat ayat 10:

Halaman:

Editor: Dian Toro

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah