Anjas di Thailand mengungkapkan, 48 jam pertama adalah waktu yang sangat krusial untuk mengumpulkan barang bukti yang akan menjadi alat bukti kuat (dalam hal ini kasus pembunuh ibu dan anak di Subang).
Misalnya tim inafis yang akan mengambil sidik jari, atau tim autopsi mencari hal mencurigakan di TKP.
Menurut Anjas di Thailand, melakukan ketelodoran itu manusiawi dimana manusia tidak luput dari kesalahan.
Namun di balik itu muncul kecurigaan apakah keteledoran itu sengaja untuk framing karena diduga ada oknum-oknum yang terlibat dengan kasus ini, makanya dibuat kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini semakin lama?.
Padahal di awal kasus ini muncul, ujar Anjas di Thailand, banyak pakar yang mengatakan bahwa kasus di Subang ini kesannya seperti kasus domestik.
Yakni yang berhubungan dengan masalah sosial atau keluarga tidak ada tekanan faktor politik atau tekanan orang-orang besar.
“Tapi ternyata setelah empat bulan lebih kasus ini berjalan, ada dugaan ke sana (menyangkut orang lain) karena ini efek domino.
Maksudnya kalau ini terbongkar nanti akan muncul kasus-kasus lain yang juga akan ikut terbongkar”, kata Anjas di Thailand, seperti dikutip IndoTrends.Id dari Desk Jabar dalam artikel MENGERIKAN! Kenapa Kasus Subang Tak Terungkap Juga: TERNYATA OH TERNYATA.....