Prof Adam Finn, anggota JVCI di University of Bristol mendukung saran JCVI untuk tidak melanjutkan memvaksinasi anak berusia 12 hingga 15 tahun yang sehat dengan alasan risiko-manfaat hasil kesehatan.
Saul Faust, profesor imunologi pediatrik dan penyakit menular di University of Southampton, mengatakan jika temuan itu tampaknya membenarkan pendekatan yang sangat hati-hati terkait vaksinasi pada remaja yang kini tengah diawasi oleh Komite Gabungan Vaksin dan Imunisasi Inggris.
JCVI tidak merekomendasikan anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun yang sehat. Pihak petugas media Inggris disebut akan membuat keputusan akhir terkait vaksinasi terhadap remaja pada minggu depan.
Anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun sangat rentan terhadap Covid-19, dan memenuhi syarat untuk disuntik vaksin.
Dalam studi terbaru, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, Dr Tracy Hoeg di Universitas of California dan rekan telah menganalisis reaksi merugikan terhadap vaksin Covid-19 pada anak-anak AS berusia 12 hingga 17 tahun selama enam bulan pertama 2021.
Informasi ini IndoTrends kutip dari Pikiran Rakyat berjudul : Studi di AS: Anak Laki-lak Lebih Berisiko Terkena Efek Samping Usai Disuntik Vaksin Pfizer
Dan hanya berlaku untuk vaksin Pfizer sesuai penelitian yang dilakukan untuk vaksin ini, dan mungkin tidak terjadi pada vaksin lain.***