Itulah pengalaman Malaysia. Tapi saya curiga negara lain juga tidak mendapatkan sorce code-nya pesawat (buatan AS) sebenarnya bukan senjata yang bisa Anda kendalikan. Kontrolnya ada pada Amerika," jelas Mahathir.
Lantas bagaimana nasib Indonesia yang hendak membeli F-15 Eagle II dari AS?
China jauh-jauh hari sudah memperingatkan Indonesia bahwa cara AS mengendalikan sistem pertahanan negara lain persis apa yang terjadi dengan Malaysia.
"Indonesia pernah berminat membeli jet tempur Su-35 buatan Rusia, dan kedua negara juga telah banyak melakukan konsultasi terkait proyek pengadaan tersebut.
Su-35, sebagai peralatan tentara Rusia yang kedua setelah Su-57, dianggap sebagai pesawat generasi ketiga teratas, menjadi kekuatan militer yang besar untuk memiliki 11 Su-35 di negara-negara Asia Tenggara.
Dan harga yang diberikan oleh Rusia, harga satuan pesawat ini kurang dari 100 juta dolar AS, yang sudah sangat menguntungkan.
Selain itu, Rusia dan Indonesia juga telah mencapai kesepakatan untuk mengganti sebagian dana tersebut dengan produk pertanian seperti kopi yang lebih terjangkau bagi Indonesia," jelas media asal China, sohu.com pada 24 Desember 2021 lalu.
Ketika Su-35 berhasil dijegal AS, maka Washington akan menawari F-15 Eagle II ke Indonesia.
Kepepet tak ada pilihan, Indonesia nampaknya setuju saja membeli F-15 Eagle II.